Masyarakat AS Makin Khawatir Akan Privasi di Internet
Kecanggihan Internet dalam mengakses informasi dengan sangat cepat membuat segalanya berubah, bahkan hanya dari perangkat yang kita genggam, kita bisa melakukan berbagai hal kapan saja dan di mana saja. Kemudahan ini bisa disebut sebagai salah satu kebutuhan pokok manusia saat ini. Namun, di balik semua hal tersebut, satu ketakutan akan Internet mulai muncul ke permukaan, yaitu terkait privasi di dunia yang seakan tanpa batas tersebut.

Penelitian yang dilakukan dari pihak National Telecommunications Administration di Amerika Serikat yang mengambil data lebih dari 41.000 keluarga di AS melalui survei menemukan fakta baru yang menarik. Lebih dari separuh menyatakan bahwa mereka khawatir terkait masalah privasi ketika menjelajah dunia maya. 29 % koresponden menyatakan mereka masih belum sepenuhnya yakin untuk transaksi perbankan online. 26% mengatakan bahwa sudah menghindari belanja online. 19% lainnya menyatakan sudah menghindari interaksi sosial terkait topik-topik sensitif.
Hal yang menarik adalah ketika koresponden ditanya tentant apa yang paling ditakuti ketika menggunakan Internet, 63% menjawab pencurian identitas. 45% lagi mengutarakan ketakutan tentang pencurian kartu kredit yang biasa digunakan pada transaksi online. Faktor lain yang menjadi penyebab ketakutan adalah kebijakan pemerintah yang memang memata-matai pengguna Internet.
Perlu diketahui, yang membuat resah pengguna Internet di AS adalah pencurian identitas saat ini bukan lagi sekedar mengambil hal vital, sepeyi PIN atau password akun. Pada era ini, pencurian data juga melibatkan nama si pengguna dan foto di media sosial, berikut alamat dan identitas lainnya yang rata-rata mudah dilihat. Terkadang, data-data ini digunakan pihak ketika untuk hal-hal yang tidak baik.

Apakah privasi di Internet sudah begitu mengkwatirkan sehingga banyak orang mulai khawatir? Apakah privasi pengguna bisa tetap dijaga di kala berselancar di dunia maya? Rafi Goldberg yang bertugas menganalisa data di NTIA berkomentar, “Internet pastinya akan berkembang, berikut juga bisnis yang menyertainya. Pengguna harus mempunyai kepercayaan bahwa data mereka digunakan sebatas yang diperlukan saja, tidak untuk hal yang negatif”. Sementara, Andy Mulcahy yang menjabat salah satu editor bisnis retail di Inggris menyebutkan, “faktor bisnis kadang dilupakan dalam dunia Internet, karena pada faktanya memang sektor bisnis membutuhkan data dari pengguna dan mereka mengambilnya tanpa ijin. Di sini, yang diperlukan adalah transparansi, sehingga pengguna mengetahui bahwa data mereka dipakai hanya seperlunya saja”.












