Facebook Dinobatkan Sebagai Pelanggar Privasi Tahun 2016

Beberapa hari lalu sebuah perhelatan besar bernama “Big Brother Awards 2016” digelar secara resmi yang bertempat di kota Brussels, Belgia. Ajang tersebut meberikan penghargaan yang ditujukan untuk individual, perusahaan, lembaga pemerintahan yang nyata-nyata melanggar hak pengguna. Jurinya pun berasal dari badan hak asasi manusia, juga penggunanya sendiri melalui voting secara online.
Ajang yang mengusung tema “Devil is in Default”, Big Brother Award 2016 memiliki empat kategori yang menjadi kandidat di antaranya Facebook, Transaksi keuangan yang memilih non cash, Data Centre di Belgia yang menyimpan setidaknya 12 bulan data pengguna sebelum dihapus dan sistem peradilan yang diubah dan mulai dirahasiakan dari mata publik. Semuanya menyangkut hak-hak masyarakat dan juga privasi pengguna.
Facebook Dianggap Memata-mati Aktivitas Keseharian Penggunanya

Ternyata dari 4 kategori itu, para juri dan masyarakat memilih Facebook sebagai pelanggar hak privasi nomor satu di dunia. Hal tersebut dikarenakan sistem pada media sosial tersebut. Facebook memang sudah lama dikritik beberapa tahun belakangan karena sifatnya yang melakukan tracking penuh keseharian pengguna, mulai dari kebiasaan browsing, hingga lokasi penggunanya. Biarpun ada sedikit opsi untuk menonaktifkan fitur-fitur tracking ini, tetapi facebook sepertinya menyembunyikan fitur ini dalam menu yang tidak mudah diakses penggunanya.
Joe McNamee yang menjabat Direktur Eksekutif Hak Konten Digital Uni Eropa mengatakan, “Kami memilih Facebook karena social media ini sudah sangat keterlaluan untuk masalah privasi penggunanya, Anda sendiri pun tidak tahu seberapa banyak telah memberikan data Anda pada Facebook setiap kali menggunakannya. Facebook pun kami rasa sudah kewalahan untuk memanfaatkan data yang sangat melimpah ini untuk masa depan..”
Jika melihat kenyataan sebenarnya, bukan Facebook saja yang memanfaatkan data penggunanya demi meraup keuntungan besar. Google dan beberapa perusahaan lainnya juga dipastikan telah melakukan hal yg sama dalam memanfaatkan data-data yang melimpah telah diperoleh. “Facebook punya satu komoditi utama, komoditi itu adalah Anda! “, Lanjut Joe.
 
                                                                                         
                                                                                        

 
										
 
										 
										
 
										
 
										 
												







 
												
