Mengenal VR: Motion to Photon Latency

Salah satu topik hangat di booth Qualcomm selama MWC 2017 adalah VR. Pernah menggunakan kacamata VR atau Head Mounted Device (HMD) VR? Banyak yang menggunakan perangkat VR dan menyatakan bahwa mereka merasa mual saat menggunakan terlalu lama. Salah satu masalah yang menyebabkan mual adalah tidak sinkronnya tampilan yang kita lihat dengan pergerakan kita.
Jeda waktu saat merespon gerakan
Saat menggunakan HMD VR akan ada jeda antara waktu Anda menggerakkan kepala (toleh, angguk, dsb) dengan waktu layar menampilkan efek dari pergerakan tersebut. Semakin kecil jeda waktu ini, pengguna HMD VR akan merasa kian nyaman. Jeda waktu antara saat perangkat VR mencatat gerakan kepala dengan saat perangkat VR menampilkan hasil dari gerakan tersebut pada layar VR, itulah yang disebut dengan istilah “Motion to Photon Latency” atau MTP Latency. Dahulu hal ini dikenal dengan nama sederhana “VR latency”. Namun, kini istilah Motion to Photon lah yang kerap digunakan.

Seberapa cepat Motion to Photon latency yang nyaman?
Kami sempat menanyakan pihak Qualcomm mengenai acuan Motion to Photon latency yang nyaman. Jawabannya adalah, untuk sementara ini, 20ms atau lebih singkat. Meski demikian, kian rendah tentunya akan kian baik. Pihak Futuremark dan Opto bahkan sempat mengungkap bahwa Motion to Photon yang ideal adalah 1-2ms. Akan tetapi, angka tersebut tentunya masih sangat susah dicapai untuk saat ini. Perangkat seperti Google Daydream dengan Google Pixel saja bisa mencapai Motion to Photon di kisaran 30ms.
Mengejar Motion to Photon latency yang ideal
Satu poin terpenting dalam rangka mencapai Motion to Photon yang ideal adalah penggunaan layar AMOLED. Mengapa demikian? Karena layar ini secara umum sudah memiliki latency atau response time di kisaran 1ms. Jadi, jangan heran jika semua HMD VR akan menggunakan layar AMOLED. Perhatikan bahwa Samsung Gear VR dan Google Daydream hanya kompatibel dengan smartphone yang menggunakan layar AMOLED (dan ada beberapa syarat lainnya). LG V20 tidak memperoleh sertifikasi Daydream, kemungkinan karena ‘hanya’ menggunakan layar IPS.
Cara lainnya adalah dengan meningkatkan performa CPU dan GPU. Saat keduanya kencang, tentunya gambar akan kian cepat diproduksi dan jeda antara pergerakan dan tampilan akan makin singkat.

Menekan Motion to Photon juga bisa dilakukan dengan trik. Contoh trik ini adalah dengan merendahkan kualitas gambar pada sisi yang tidak terlalu diperhatikan mata. Trik seperti foveated rendering ini akan membuat kerja CPU dan GPU menjadi lebih ringan dan Motion to Photon pun akan kian singkat.



 
                                                                                         
                                                                                         
										 
										
 
										
 
										 
										
 
												







 
												
