Symantec Ungkap Beragam Tren Sekuritas untuk Tahun Mendatang

Dalam setahun terakhir ini, kejahatan siber semakin marak terjadi sehingga banyak mengakibatkan disrupsi terhadap berbagai jenis layanan dan bisnis di seluruh dunia secara besar-besaran. Kejahatan siber ini sendiri juga cukup menjadi sorotan besar di Tanah Air, terutama ketika malware WannaCry ramai menyerang sejumlah komputer di Indonesia, bahkan menyerang lebih dari 200.000 jumlah komputer di seluruh dunia. Tak hanya itu,
Dengan beragam insiden kejahatan siber yang terjadi dalam beberapa tahun terakhir ini, Symantec sebagai perusahaan yang terkemuka di bidang sekuritas, baru saja mengungkap beberapa jenis tren kejahatan siber yang akan semakin marak terjadi untuk tahun 2018 mendatang, pada acara media briefing yang berlangsung pada Selasa (12/12) di Plaza indonesia, Jakarta. Sejumlah tren yang diungkapkan oleh pihak Symantec, David Rajoo selaku Director, System Engineering untuk Malaysia dan Indonesia, merupakan prediksi yang diambil berdasarkan teknologi dan isu yang semakin berkembang pesat dan bisa mengakibatkan munculnya kejahatan siber yang lebih berbahaya.

Beberapa prediksi tersebut termasuk di antaranya menyebutkan bagaimana para penjahat siber akan mulai memfokuskan kepada koin dan penukaran akan cryptocurrency yang juga semakin marak dibahas, terutama ketika semakin banyak juga para masyarakat mengerti akan konsep cryptocurrency ini. Beberapa kasus belakangan ini juga menyebutkan bagaimana sejumlah pengguna kehilangan cryptocurrency yang telah dimiliki tanpa mengetahui apakah bisa didapatkan kembali atau tidak. Selain itu, banyak juga kasus mengenai bagaimana komputer juga diretas untuk digunakan sebagai sistem mining dari cryptocurrency ini tanpa sepengetahuan para penggunanya.
Prediksi lainnya juga bagaimana para penjahat siber mulai menggunakan AI atau mesin belajar untuk bisa melancarkan serangannya, kemudian supply chain yang akan mulai diserang jauh lebih sering ke depannya, keamanan Software-as-a-Service (SaaS) dan Infrastructure-as-a-Service (IaaS) yang semakin dibahas dan organisasi dunia pun akan lebih “melek” terhadap persoalan ini, hingga bagaimana IoT juga akan lebih mudah untuk diretas oleh para penjahat siber. Tak hanya itu, serangan siber yang terjadi ini juga tak hanya bisa ditemukan dalam berupa file virus atau malware yang menjangkit perangkat pintar yang terhubung, tetapi serangan ini juga mulai menjadi serangan file-less, sehingga akan lebih sulit bagi para pengguna untuk bisa mendeteksi lebih awal terhadap beragam serangan siber yang terjadi. Disebutkan juga bagaimana peretasan juga bisa terjadi tak hanya di komputer saja, tetapi juga beragam perangkat pintar lainnya seperti smartphone hingga smart TV.
Dalam mengatasi beberapa prediksi kejahatan siber yang diungkapkan oleh Symantec, pihaknya juga turut memberikan beragam solusi dan tips untuk bisa mencegah dan menghindari serangan siber tersebut sebelum memberikan dampak yang lebih besar, antara lain seperti menggunakan AI atau mesin belajar sebagai sistem dan alat untuk mendeteksi sekaligus prediktif untuk melihat adanya serangan siber, kemudian bagaimana perusahaan atau organisasi mulai harus menggunakan alat yang lebih canggih untuk bisa mendeteksi serangan siber berupa file-less dan file-light malware, meluncurkan alat spesifik untuk cloud dan kontrol untuk SaaS dan IaaS, mengembangkan strategi sekuritas untuk IoT, dan bagaimana fokus serangan siber yang tertuju ke para pengguna juga harus mulai diperketat lagi, seperti sistem keamanan email, multi-factor authentication, hingga edukasi masyarkaat akan serangan siber tersebut.















