Cisco: Tingkat Ancaman Siber Selama Masa Pandemi Meningkat Pesat

Pada hari Kamis (25/2), Cisco sebagai perusahaan yang bergerak di industri teknologi baru saja memaparkan laporan dan data terbaru tentang ancaman dari keamanan siber yang semakin terancam, terlebih di masa pandemi yang memaksa hampir seluruh masyarakat harus melek teknologi dan memanfaatkannya di luar kantor (bekerja dari rumah).
Dalam laporan Cisco untuk Global yang memiliki judul “The Future of Secure Remote Work Report” ini menunjukkan bahwa setidaknya ada 78% perusahaan di Indonesia yang mengalami peningkatan ancaman atau peringatan siber sebesar 25%, tepatnya dimulai ketika masa pandemi COVID-19 ini berlangsung. Jumlah yang signifikan ini menunjukkan bahwa sebagian besar perusahaan yang terkena dampak pandemi ini belum cukup siap untuk menghadapi tantangan sistem kerja jarak jauh yang lebih aman. Padahal, Indonesia tergolong negara yang paling siap di ASEAN untuk beralih ke metode kerja jarak jauh dengan 49% responden mengatakan bahwa mereka sangat siap untuk pindah, dengan negara Vietnam merupakan negara pertama yang paling siap untuk beralih ke metode tersebut dengan tingkat kesiapan responden hingga 67%.

“Lebih jauh, perusahaan perlu memahami betapa pentingnya menjadikan keamanan siber sebagai dasar strategi investasi TI mereka. Terutama setelah terbukti bahwa sangat mungkin untuk tetap produktif dalam periode yang lama meski bekerja dari jarak jauh. Karena itu, penting bagi pelaku usaha untuk menyadari pentingnya pengamanan akses pada skala lebih besar dibanding sebelumnya untuk menjaga bisnis tetap berjalan di tengah kondisi yang baru dan sangat berbeda ini,” kata Marina Kacaribu, selaku Managing Director untuk Cisco Indonesia dalam acara media briefing yang dilaksanakan secara online.
Lebih lanjut dijelaskan juga bahwa hasil studi ini sebenarnya menunjukkan bahwa masyarakat Indonesia sudah sadar akan pentingnya keamanan siber, namun sayangnya kebutuhan untuk meningkatkan kesadaran akan hal ini masih mendesak, terutama karena ancaman dan peringatan serangan siber masih sangat tinggi.
Dalam studi yang sama, ditunjukkan bahwa sebanyak 59% perusahaan di Indonesia menyebutkan bahwa keamanan siber sangat penting, bahkan 26% di antaranya menyebutkan bahwa keamanan siber ini jauh lebih penting ketimbang masa sebelum pandemi berlangsung. Tantangan keamanan siber di peringkat teratas adalah akses yang aman dan perlindungan data pribadi yang berimplikasi pada postur keamanan secara keseluruhan. Lebih lanjut, disebutkan juga bahwa terdapat kekhawatiran akan ancaman malware.
Juan Huat Koo selaku Cisco Director of Cybersecurity mengatakan bahwa keamanan siber saat ini sudah menjadi hal yang lebih dari sekedar kewajiban yang perlu dipenuhi, terutama ketika sebuah perusahaan mengalami perubahan secara signifikan pada teknologi dan prioritas bisnis mereka. Keamanan siber pun lantas harus menjadi jembatan yang memungkinkan perusahaan mampu berkolaborasi secara produktif serta memaksimalkan potensi mereka sebagai pendukung kebijakan yang lebih kokoh dan kosisten untuk jangka panjang.















