Review ASUS Vivobook Ultra 15 OLED K513: Laptop OLED Termurah Hanya 8 Jutaan!
Pengujian Performa

Terdapat ASUS Intelligent Performance Technology – performance control dari ASUS di software MyASUS dengan 3 preset:
- Performance Mode
- Standard Mode
- Whisper Mode
Preset juga dapat diubah secara cepat dengan tombol fn+F.
Konsistensi Performa – Cinebench R15 20x Loop


- Baik pada mode Performance maupun Standard, performa burst prosesor Intel Core i3-1115G4 pada ASUS VivoBook Ultra 15 OLED mampu mencapai 508 poin
- Saat sustain performance di mode Standard, skor bertahan di atas 500 poin hingga run ke-6, dan turun ke 490-an poin saat memasuki run ke-7 dan seterusnya
- Sedangkan pada mode Performance, skor sustain berada stabil di kisaran 500-an poin
- Terlihat bahwa prosesor Core i3-1115G4 pada laptop ini minim gejala throttling, baik di mode standard maupun performance
- Termasuk skor yang sangat tinggi mengingat laptop ini menggunakan prosesor Core i3 yang memiliki 2-Core/4-Thread
- Skornya mampu mengimbangi prosesor Core i5 generasi sebelumnya yang memiliki 4-Core/8-Thread di beberapa laptop yang kami uji

Saat pengujian Cinebench R15, terlihat bahwa:
- Suhu CPU berada stabil di kisaran 83-89 derajat Celcius
- Terlihat bahwa meskipun memiliki sistem pendingin yang sederhana, suhu prosesor tetap tergolong aman, apalagi saat mengingat kami menguji ini menggunakan Cinebench R15 yang sebenarnya “tidak masuk akal” untuk dijalankan pada laptop ini
Performance on Battery – Cinebench R15

- ASUS Intelligent Performance di-set ke mode Performance
- Windows Power Mode di mode Best Performance
- Terlihat di mode baterai, performa Core i3-1115G4 pada ASUS VivoBook Ultra 15 OLED ini mampu mencapai skor sustain di kisaran 470-480 poin
- Tidak terlampau jauh dari skor yang dihasilkan saat terhubung ke sumber daya
Adobe Premiere Pro CC 2021

Full HD Render Test
- Source Video – 1080p 60 fps | Durasi 2 menit 7 detik
- Editing
- Color Correction
- Multi-layer
- Output – Youtube 1080p
- Hasil (4 GB RAM Single Channel)
- Mercury Playback Engine Software Only
- 13 menit 42 detik
- Mercury Playback Engine GPU Acceleration OpenCL
- 15 menit 52 detik
- Mercury Playback Engine Software Only
- Hasil (8 GB RAM Dual Channel)
- Mercury Playback Engine Software Only
- 12 menit 43 detik
- Mercury Playback Engine GPU Acceleration OpenCL
- 9 menit 57 detik
- Mercury Playback Engine Software Only

Kami juga mengukur suhu CPU saat proses rendering video:
- Suhu CPU berada di kisaran 60-70 derajat Celcius, sempat sesekali naik hingga 75 derajat Celcius saat pertengahan render
Davinci Resolve 17.2

Berbeda dengan file yang digunakan untuk pengujian Adobe yang menggunakan base video file dengan codec H.265, pengujian Davinci Resolve menggunakan base video file dengan codec H.264.
Davinci Resolve 17.2 tidak dapat dijalankan pada konfigurasi RAM 4 GB, sehingga kami langsung mengujinya di konfigurasi RAM 8 GB Dual Channel.
Render Test:
- Source Video
- Codec H.264
- Durasi 2 menit 7 detik
- Resolusi FHD sesuai dengan pengujian
- Editing
- Color Grading
- Multi-layer
- Output:
- YouTube FHD 60fps
- Format File MP4
- Video Codec H.264
- Hasil:
- 8 menit 42 detik

Kami melakukan pengamatan suhu CPU saat melakukan rendering video 4K menggunakan Davinci, hasilnya dan terlihat bahwa suhu mencapai 85 derajat Celcius saat awal run, lalu perlahan turun dan sustain di kisaran 72-81 derajat Celcius.















