Review Panasonic TV TH-65HZ1500: Smart TV Kelas Atas untuk Hadirkan Bioskop Di Rumah
Pengalaman Menggunakan Panasonic TH-65HZ1500G
Pertama, kami menguji TV ini dengan memutar berbagai konten yang tersedia di Netflix dan YouTube. Saat membuka Netflix, kami mencoba mengaktifkan Filmmaker Mode. Menariknya, tidak lama, TV akan secara otomatis mengganti mode ke Dynamic, saat kami tengah memilih film untuk diputar.
Ketika hal itu terjadi, kami mencoba membuka menu Picture Mode dan hanya dua opsi yang tersedia, Dynamic dan Standard. TV ini tampaknya memang sengaja menampilkan tampilan utama Netflix hanya dalam dua mode itu. Filmmaker Mode baru aktif saat kita mulai memutar konten.

Saat Filmmaker Mode aktif, hal yang paling terasa adalah tampilan konten secara konsisten ada di 23.97 fps. TV tidak akan berusaha meningkatkan framerate secara otomatis. Selain itu, brightness juga terasa diturunkan, tampaknya menyesuaikan dengan standar brightness saat proses color grading untuk konten-konten Hollywood.

Kedua hal itu, ditambah dengan menonaktifkan berbagai post-processing dari TV yang dirasa tidak dibutuhkan, akan membuat TV yang mendukung Filmmaker Mode menampilkan konten sesuai dengan yang diinginkan oleh pihak kreator.
Filmmaker Mode ini bisa digunakan di semua konten di Netflix, dengan pengecualian khusus untuk konten Dolby Vision. Saat konten yang mendukung Dolby Vision diputar, TV otomatis mengaktifkan mode Dolby Vision, dengan opsi Dolby Vision Bright, Dolby Vision Dark, dan Dolby Vision IQ. Tidak ada akses ke mode-mode lain, termasuk juga Filmmaker Mode.
Sedikit catatan, Filmmaker Mode dan Dolby Vision IQ ini bisa memanfaatkan ambient light sensor di TV, sehingga beberapa parameter bisa secara otomatis disesuaikan sesuai dengan kondisi pencahayaan di sekitar TV.
Beralih ke audio,saat awal mencoba TV ini di luar pengujian, dengan memutar konten di YouTube, kami merasa speaker TV ini terbilang sangat baik. Saat melanjutkan pengujian untuk audio, ketika konten yang benar-benar bisa memanfaatkan sistem audio TV ini diputar, kualitasnya memang langsung terasa. Penggunaan total 5 buah speaker memang jadi pembeda, baik dari sisi volume, kedalaman suara, dan separasi.

Sayangnya, memang ada saja video di Netflix yang belum bisa memanfaatkan kemampuan audio TV ini. Hal seperti ini kerap terjadi pada TV dengan fitur audio di atas rata-rata. Sebagian video tidak sukses memicu fitur audio yang membuat tata suara terdengar menggelegar secara otomatis. Ini bisa diatasi dengan mengatur audio secara manual.
Sementara, menariknya, di YouTube, hal yang membingungkan tersebut tidak terjadi. Semua konten, setidaknya dari puluhan konten yang kami coba, semuanya bisa ditampilkan audionya sesuai dengan apa yang kami harapkan.
Baca Juga: Review Mi Curved Gaming Monitor 34 Inci: Monitor Gaming Kelas Atas Terjangkau • Jagat Review
Saat konten yang tidak bermasalah dengan audio diputar, kami mendapatkan kualitas suara baik untuk bass, mid, maupun treble terbilang baik. Kedalaman suara yang diharapkan bisa dihasilkan oleh speaker di TV ini. Didukung dengan separasi yang baik, membuat efek surround pun jadi terasa mantap. Sepertinya pembeli TV ini tidak perlu memikirkan untuk beli soundbar.
Kami juga mencoba gaming di TV ini. TV ini cukup memadai untuk gaming, khususnya untuk game-game non kompetitif, baik dengan PC maupun console. Meskipun, memang TV ini sangat terasa dirancang lebih ke arah menonton film.

Terkait kualitas tampilan dari TV Panasonic ini, ya, ini adalah TV dengan panel OLED. Kualitas tampilannya tentu saja tinggi, dengan black level yang sangat dalam dan warna yang sangat baik. Kontras dan view anglenya tentu juga sangat baik, sesuai dengan ciri khas OLED.
Kualitas tampilan yang tinggi ini seharusnya memang bisa diharapkan dari TV yang satu ini. Terlebih saat konten yang ditampilkan mendukung HDR. Terasa sangat puas sekali saat menikmati konten-konten tersebut.
Preset-preset Dolby Vision di TV ini secara standar mengaktifkan motion smoothness. Ini bisa membuat tampilan konten video atau movie terlihat lebih smooth, tapi aspek sinematik konten akan terasa hilang. Bila ini pengguna lebih menyukai tampilan sinematik, ada opsi untuk mematikan fitur ini.
- Desain
- Spesifikasi
- Penggunaan
- Pengalaman Penggunaan
- Konsumsi Daya, Harga
- Kesimpulan















