IBM: Hybrid Cloud dan AI Dorong Optimalisasi Bisnis di Indonesia
IBM Indonesia menggelar virtual media briefing, membahas mengenai Hybrid cloud & AI, Internet of Things (IoT), Robotic Process Automation (RPA), dan juga Security. Dalam pembahasannya, IBM Indonesa melihat bahwa pandemi COVID-19 telah menjadi ‘titik balik’ dan telah mempercepat transformasi digital dan proses modernisasi bagi pemerintah, industri, dan bisnis.
Presiden Direktur IBM Indonesia Cin Cin Go mengatakan, “Mereka yang telah menggunakan teknologi hybrid cloud dan AI saat ini, dapat menggunakan momen ini sebagai peluang untuk mengatur ulang prioritas dan strategi bisnis mereka menjadi lebih cepat, dan melibatkan pelanggan mereka dengan cara yang lebih inovatif – sehingga mereka dapat bertahan dan menjadi lebih tangguh pasca-pandemi.”

Berdasarkan IBV CEO Study, teknologi seperti cloud, AI, Internet of Things (IoT), Robotic Process Automation (RPA), dan juga security adalah teknologi teratas yang akan memberikan manfaat pada bisnis di Indonesia ke depannya.
Di Indonesia, IBM bekerja sama dengan pemerintah, perusahaan lintas sektor untuk menanamkan AI dan cloud ke dalam berbagai area, seperti keterlibatan pelanggan, kesehatan, perbankan, manufaktur, serta operasi dan proses bisnis.
IBM sendiri telah membantu pelanggan di Indonesia dengan menawarkan solusi teknologi, layanan, dan keahlian yang akan memungkinkan perusahaan mendapatkan manfaat dari kombinasi hybrid cloud, AI, dan platform teknologi lainnya.
Baca Juga: IBM Partner Solutions Summit 2020, Percepat Penerapan Digital Cloud dan AI • Jagat Review
Pelanggan IBM di setiap industri ingin mengimplementasikan hybrid cloud dan AI untuk mengubah cara kerja bisnis mereka. IBM juga telah me-re-orientasi portofolionya pada model yang berpusat pada platform, dengan Red Hat sebagai intinya, menanamkan perangkat lunak IBM dengan standar terbuka yang mempercepat adopsi hybrid cloud dan penerapan AI di seluruh layanan IBM dan juga diantara para pesaing IBM.
Yang membedakan IBM dengan pesaingnya adalah kemampuan unik IBM dalam mengambil bagian teknologi yang berbeda – baik itu perangkat keras, perangkat lunak, dan konsultasi – yang kemudian menyatukan semuanya dengan cara menciptakan nilai jangka panjang bagi kliennya dan memecahkan masalah bisnis utama mereka.
Security Sebagai Jantung Transformasi Digital
Ketika perusahaan memodernisasi infrastruktur digital mereka melalui hybrid cloud untuk mencapai tingkat kecepatan dan kelincahan yang lebih tinggi, perusahaan besar sering kali menggunakan 50-100 alat keamanan yang berbeda dan berasal dari berbagai vendor yang berbeda pula.
Semakin kompleks arsitektur keamanan, semakin banyak titik kelemahan atau blind spot bagi tim keamanan yang ada. Hal tersebut dapat mengakibatkan terjadinya berbagai kesalahan, seperti pengaturan yang salah dikonfigurasi, ancaman yang terlewatkan, dan peningkatan waktu untuk mendeteksi dan merespons.
X-Force menemukan bahwa kesalahan konfigurasi adalah penyebab dua dari tiga insiden keamanan di lingkungan cloud yang diteliti tim IBM, sementara tinjauan global tahunan tentang insiden siber menggambarkan bahwa mengeksploitasi kerentanan yang unpatched adalah cara paling umum yang dilakukan penjahat siber untuk membobol organisasi.
Salah satu cara organisasi dapat beradaptasi dengan pergeseran lanskap keamanan adalah dengan beralih ke pendekatan ‘zero-trust’ untuk beradaptasi dan menangani pelanggaran data. Pendekatan ini mengimplementasikan AI dan analitik untuk memvalidasi koneksi antara pengguna, data, dan sumber daya sehingga menemukan potensi ancaman.
Tenaga Kerja Masa Depan
Kontribusi tekonologi AI pada tahun 2030 diproyeksikan akan mencapai sekitar USD 15.7 triliun pada ekonomi global. Tentunya perusahaan Indonesia perlu fokus untuk menciptakan tenaga kerja ‘baru’ yang dilengkapi dengan keterampilan di cloud, AI, dan teknologi baru lainnya.
“Kami percaya bahwa teknologi seperti AI akan melengkapi pekerjaan manusia, bukan menggantikannya. Inilah sebabnya mengapa setiap pekerja di Indonesia perlu mempersiapkan keterampilan teknis dan keterampilan untuk solusi teknologi. Pekerjaan masa depan akan diisi oleh apa yang kami sebut ‘new collar workers,’” ujar Cin Cin Go.
IBM terus berkomitmen untuk memberikan keterampilan baru bagi 30 juta orang pada tahun 2030. Untuk itu, di Indonesia, IBM mendukung agenda transformasi digital nasional dengan bekerja sama dengan Kementerian Komunikasi dan Informatika RI dalam program Digital Talent Scholarship (DTS).
Dalam kolaborasi tersebut, IBM berbagi wawasan tentang Data Science dan Machine Learning melalui platform IBM Skills Academy. Tidak hanya itu, IBM juga berkerja sama dengan Dicoding terkait peningkatan pengetahuan mengenai machine learning.














