AWS Builder Zone, Paparkan Demo Teknologi untuk Masa Depan

Pada hari Rabu (18/5), Amazon Web Service (AWS) menampilkan beragam demo dan pengaplikasian teknologi terkini melalui sesi “AWS Builder Zone”. Dalam sesi ini, ditunjukkan bagaimana teknologi yang didukung dengan AWS bisa memberikan kebebasan pengguna untuk mengatur dan membuat simulasi misalnya di sebuah pabrik kue, hingga demonstrasi di bidang aviasi.
Dipandu oleh Santanu Dutt, yakni Head of Technology, ASEAN, AWS, disebutkan bahwa teknologi yang didemonstrasikan oleh AWS pada sesi ini merupakan teknologi digital twin yang telah ada sejak tahun 1960an. Konsep ini lahir ketika ilmuwan NASA mencoba untuk memperbaiki kegagalan tabung oksigen di pesawat Apollo 13, di mana ruang kontrol NASA ini dibuat secara imaji digital dengan mengetahui persis letak dan tingkat kerusakan yang dialaminya tanpa harus berada di lokasi secara langsung.
Dengan prinsip yang sama, AWS IoT Twinmaker mengambil beragam data dari dunia nyata dan mereplikasikannya secara virtual dalam bentuk model 3-dimensi.

Sesi pertama menunjukkan bagaimana simulasi sebuah pabrik kue yang di dalamnya terdapat begitu banyak mesin pembuat kue bisa dioperasikan menggunakan digital twin. Sehingga, kontrol utama semua mesin ini, mulai dari menambahkan tepung terigu hingga cokelat dalam volume spesifik bisa tercapai sembari memonitor intensitas getaran mesin.
Elgin Lam, Senior Prototyping Engineer, AWS, juga melakukan demonstrasi AWS IoT di bidang aviasi. Informasi seperti kecepatan laju pesawat, kecepatan putaran mesin (dalam RPM), dan sudut kemiringan pesawat berguna untuk diketahui pihak pemandu lalu lintas udara. Data ditransmisikan secara real-time dari udara ke darat menggunakan radiofrekuensi melalui perangkat transponder, serta dengan format data yang sangat ringan. Digunakan juga AWS IoT Greengrass, solusi yang memadukan IoT dengan kekuatan edge computing yang mampu hadir di tempat-tempat terkecil sekalipun, termasuk ketika pesawat sedang terbang tinggi di udara.
Tidak ketinggalan, AWS juga menyebutkan bahwa teknologi machine learning untuk pesawat tanpa awak atau drone juga bisa dilatih untuk mengenali dan memberikan respons terhadap gelombang otak manusia dengan menggunakan headset khusus yang mampu mendeteksi gelombang otak.
“Dan, yang paling penting, AWS sedang berupaya keras untuk mendemokratisasi kekuatan teknologi machine learning agar bisa dimanfaatkan semua orang. Bahkan, pelanggan kami dari seluruh ASEAN, termasuk Indonesia, menggunakan teknologi machine learning meskipun tidak memiliki pengalaman sebelumnya. AWS memberdayakan pelanggan kami untuk melakukan hal-hal yang mungkin tidak pernah terlintas di pikiran mereka lewat pemanfaatan teknologi termutakhir,” Santanu menjelaskan.












