Review Sony Alpha 7C II: Kamera Full Frame Mungil Terbaik 2023!
Bodi dan Desain

Di kiri ini adalah letak semua konektor dan slot. Di bagian atas ada jack 3.5mm untuk mikrofon atau audio input.
Di sampingnya, ada port USB Type-C. Ini bisa digunakan untuk transfer data dan untuk nge-charge juga. Ya, kita bisa menggunakan kamera ini sembari di-charge. Di bagian Tengah, ada slot untuk single SD Card Lalu di bagian bawah ada port micro-HDMI untuk menampilkan gambar ke layar dan audio jack 3.5mm untuk audio output atau headphone.

Di bagian atas sisi kiri ini ada logo T-star berwarna merah. Ini adalah logo dari coating-nya Zeiss yang terkenal itu. Kenapa ada di sini? Karena viewfinder yang ada di sisi kiri ini, menggunakan coating tersebut agar tampilan jadi jernih. Ini adalah viewfinder yang menurut kami nyaman dipakai. Posisinya memang tidak di Tengah, tapi untuk kamera semungil ini, kami rasa posisinya malah jadi pas. EVF ini menggunakan 2.36 juta dot OLED dengan magnification 0.7x. Peningkatan cukup jauh dibandingkan Alpha 7C II. Di sebelah kanan EVF ini terlihat ada tombol putar pengatur diopter untuk Anda yang menggunakan kacamata. Jadi, ga perlu pakai kacamata untuk mengintip di sini.
Sekarang mari kita lihat sisi atas dari Alpha 7C II. Di sisi kiri atas, ada logonya dan di dekatnya ada 2 lubang yang merupakan speaker kamera ini. Kalau logo ini tahu kan? Ini dulu adalah penanda posisi film plane. Kalau sekarang, seharusnya ini penanda posisi sensor di dalam body.

Beralih ke Tengah, ini adalah sebuah hot shoe Sony yang sudah dilengkapi dengan konektor untuk audio dan aksesoris lainnya. Lanjut ke kanan, ada tombol putar pengaturan menu perekaman yang klasik. Berisikan dengan mode Auto, P, A, S, M dan 3 mode custom. Di dasar tombol ini ada switch untuk memilih mode perekamannya mau khusus untuk pemotretan, perekaman video atau mode S&Q.

Lanjut ke bagian kanan agak ke belakang, ini adalah tombol pengaturan multi-fungsi, yang pada dasarnya akan menjadi pengatur kompensasi pencahayaan secara default. Di depannya ada tombol khusus perekaman video. Kemudian di paling depan ada tombol shutter untuk pengambilan foto, yang dikelilingi switch ON-OFF. Maju sedikit ke depan lagi, ini adalah tombol putar baru untuk pengaturan beragam parameter pemotretan. Tombol ini membuat pengaturan parameter jadi makin cepat dan nyaman, seperti kamera professional.
OK sekarang mari kita lihat ke bagian belakang.

Di sisi kanan bagian belakang, ada tombol putar pengaturan parameter perekaman juga. Jadi, body ini punya total 3 tombol pengaturan seperti ini. 2 dikendalikan ibu jari kita, dan 1 dikendalikan telunjuk. Di sisi kirinya, ada tombol C1 untuk fungsi yang bisa diatur, dan ada tombol MENU untuk membuka semua fitur kamera ini. Beralih ke kanan lagi, ada tombol AF-ON. Ini tombol khusus untuk “memaksa” autofocus aktif, dalam mode apapun. Kemudian ada tombol FN untuk membuka menu pengaturan cepat pada kamera ini.
Sekarang kita beralih ke dial yang ada di belakang. Tombol putar ini sebenarnya adalah D-Pad 4 arah yang bisa ditekan juga sisi-sisinya.
Sisi atas untuk pengaturan tampilan layar. Ini harusnya akan sering digunakan. Sisi kanan didedikasikan untuk ISO Sisi kiri untuk pengaturan Drive mode dan timer. Dan bagian bawah untuk pengaturan menu galeri.

Di bawah tombol putar ini ada sebuah tombol untuk membuka galeri dan sebuah tombol dengan fungsi yang bisa di-custom (C2) yang sekaligus merangkap jadi tombol delete saat berada dalam galeri.
Nah untuk layarnya, ini adalah layar 3” 1.036 juta pixel. Layar ini tentunya bisa diarahkan ke berbagai penjuru dan sekaligus. Hal yang baru di sini adalah layar Alpha 7C II ini adalah layar sentuh yang berfungsi untuk semua menu dan dalam galeri juga. Jadi, pengoperasian Alpha 7C II, bisa jadi lebih mudah untuk para pemula.

Kemudian di sisi bawah kamera ini kita bisa lihat ada slot untuk baterai. Penutupnya bisa dibuka nih, kalau kita mau pakai aksesoris baterai yang terkoneksi ke colokan listrik langsung. Kemudian di sisi Tengah, terlihat ada lubang untuk tripod yang terbuat dari metal. Posisinya tepat di poros lensa.
Simak pembahasan kami yang lebih lengkap di video berikut ini:
















