Serangan Siber Makin Ngeri dengan Tren AI
Teknologi AI telah membawa banyak perubahan sekaligus disruptif di dunia teknologi itu sendiri. Tidak hanya memberikan manfaat dalam meningkatkan produktivitas, tapi AI juga membawa ancaman yang cukup berbahaya. Termasuk di dunia keamanan siber, AI bahkan banyak digunakan oleh para Cybercrime untuk meningkatkan efektivitas dan jangkauan serangan mereka.
Dengan AI, para pelaku kejahatan siber bisa melakukan tugas-tugasnya secara otomatis, yang sebelumnya dilakukan secara manual dan memakan waktu. Selain itu, AI juga bisa melakukan serangan secara lebih personal dan punya target yang jelas.

AI juga dapat digunakan untuk membuat malware yang lebih sulit dideteksi, dengan mengubah kode secara real-time, membuatnya sulit dikenali oleh sistem keamanan konvensional.
Tren Serangan Siber AI di 2024
Laporan terbaru Trend Micro, “Critical Scalability: Trend Micro Security”, memaparkan soal tren serangan siber menggunakan AI yang digunakan akan digunakan para pelaku kejahatan siber untuk meningkatkan serangan siber di tahun 2024. Setidaknya ada empat prediksi dari Trend Micro untuk tren serangan siber di tahun ini.
Yang pertama yaitu Tsunami social engineering dan pencurian identitas. Menggunakan Generatif AI, pelaku kejahatan bisa membuat email phishing yang lebih meyakinkan, deepfakes yang realistis, dan serangan social engineering lainnya.
Lalu berikutnya yaitu serangan cloud-native worm. Serangan ini akan menargetkan kerentanan dan miskonfigurasi di lingkungan cloud, dan menggunakan otomatisasi tingkat tinggi untuk menjangkau banyak penyimpanan, akun, dan layanan dengan mudah.
Baca Juga: Preview Performa dan Kemampuan AI Laptop Intel Core Ultra • Jagat Review
Selain itu, tren berikutnya yaitu menggunakan AI untuk menargetkan software open-source dan manajemen identitas inventaris, seperti SIM telekomunikasi. Dan yang terakhir yaitu serangan terhadap private blockchain. Kerentanan dalam implementasi private blockchain dapat memungkinkan pelaku ancaman untuk memodifikasi, menimpa, atau menghapus data, mengenkripsi seluruh blockchain, dan mengambil alih kendali.
Untuk mengantisipasi serangan-serangan tersebut, perusahan-perusahaan harus mengadopsi sistem keamanan yang lebih canggih yang sudah mampu mengatasi model serangan-serangan berbasis AI ini.
Selain itu Tren Micro juga menghimbau, bagi perusahaan-perusahaan yang sudah berinvestasi pada model ML, AI generatif, jaringan blockchain, dan cloud, yang harapannya bisa meningkatkan produktivitas, harus tetap waspada dengan kecanggihan inovasi AI itu sendiri.













