Ilmuan China Bikin Teknologi Disk Baru AIE-DDPR, 1 Keping Setara 15 Ribu DVD
Belakangan ini, teknologi penyimpanan berupa disk seperti CD, DVD, dan Bluray mungkin semakin terpinggirkan. Kapasitas penyimpanannya yang relatif kecil dibandingkan dengan flash drive atau SSD yang harganya juga semakin terjangkau, membuatnya kurang diminati.
Namun, sebuah terobosan baru datang dari tim ilmuwan China yang berhasil mengembangkan jenis baru dari piringan optik bernama AIE-DDPR. Dimana piringan optik ini, bisa menyimpan informasi mencapai kapasitas “petabit” — setara dengan 125 terabyte data. Kalau dibandingkan dengan DVD, kira-kira sama dengan sekitar 15.000 keping DVD.

Teknologi AIE-DDPR
Inovasi terbaru dari tim ilmuwan China menggunakan jenis material baru yang disebut “dye-doped photoresist with aggregation-induced emission luminogens” dengan kerapatan tinggi. Ini bisa menawarkan kapasitas penyimpanan yang jauh lebih besar daripada HDD biasa.
AIE-DDPR memiliki potensi untuk merevolusi penyimpanan data karena mampu mengurangi ruang penyimpanan, dan diklaim lebih ramah lingkungan. Dari segi cost, ini bisa jadi lebih ekonomis daripada metode penyimpanan data yang ada saat ini.
Baca Juga: JEDEC Resmikan Standar GDDR7, Bandwidth Naik Dua Kali Lipat! • Jagat Review
Dalam jurnal yang dirilis di Nature pada 21 Februrai 2024 lalu, dijelaskan bahwa untuk menulis dalam skala nano, AIE-DDPR terdiri dari dua zat kimia. Yaitu 2-isopropylthioxanthone (ITX) dan dipentaerythritol penta-acrylate (DTPA). Sementara untuk membaca dalam skala nano, digunakan bahan kimia bernama hexaphenylsilole (HPS) dan bahan baru bernama AIE luminogens (AIEgens).

Ilmuwan menggunakan teknik penulisan dan pembacaan multilayer nano untuk meningkatkan kepadatan penyimpanan pada piringan. Hasilnya, mereka berhasil menyimpan lebih dari 1 petabit data pada satu piringan AIE-DDPR.
Namun, untuk dapat digunakan secara komersial, masih ada beberapa tantangan yang harus diatasi. Termasuk bagaimana meningkatan kecepatan penulisan dan efisiensi energi. Harapannya, tim ilmuan ini bisa menggunakan laser yang lebih presisi daripada yang digunakan dalam eksperimen mereka.














