Wawancara Eksklusif dengan Ryan Sim, Senior Director Component Channel AMD APAC
Dalam event peluncuran prosesor AMD Ryzen 9000 series di Indonesia, kami berkesempatan untuk melakukan wawancara eksklusif bersama dengan Ryan Sim, Senior Director Component Channel AMD Asia Pacific Japan. Dalam wawancara tersebut, beliau berbagi wawasan tentang pertumbuhan AMD, strategi inovasi mereka, dan berbagai tantangan yang dihadapi di pasar.

Bagaimana Pertumbuhan AMD Pasar Prosesor Desktop?
Ryan Sim menjelaskan Pertumbuhan AMD dalam beberapa tahun terakhir sangat signifikan, terutama setelah peluncuran line-up produk Ryzen dan EPYC. “We have grown tremendously the past maybe 6-7 years after the Ryzen launch.” Pencapaian ini tidak hanya terlihat di pasar desktop tetapi juga di segmen server, di mana AMD berhasil mencapai lebih dari 30% pangsa pasar dengan produk EPYC.
Ryan juga membagikan kisah sukses di Jepang, di mana AMD berhasil mencapai 70% pangsa pasar di segmen PC DIY pada minggu terakhir, melampaui tren sebelumnya yang hanya sekitar 30-40%. “We hit 70% share last week in Japan. We usually trend about 30-40%, but last week we hit 70% in DIY Japan,” ujar Ryan.
Mengapa AMD Terus Mendukung Socket AM4?
Meskipun teknologi baru seperti AM5 dan DDR5 sudah tersedia, AMD tetap berkomitmen untuk mendukung platform AM4 selama DDR4 masih ada di pasar. Ryan Sim menjelaskan alasan di balik keputusan ini: “AM4 will continue to be selling, we will still enable AM4 in the market as long as DDR4 is still widely available in the market.”
AMD melihat bahwa DDR4 masih menawarkan nilai yang sangat baik bagi pengguna, terutama di segmen harga terjangkau. Dan yang menarik, AMD juga akan meneruskan tren tersebut pada socket AM5. Socket AM5 nantinya juga bakal punya dukungan yang panjang, yaitu sampai lebih dari tahun 2027 mendatang.
Apa yang Membuat Ryzen 9000 Series Unggul?
Ryan Sim menekankan keunggulan prosesor ini terletak pada gaming dan productivity. Selain itu power efficiency juga menjadi keunggulan yang ditingkatkan pada generasi terbaru ini.

AMD menggunakan teknologi arsitektur Zen 5 (TSMC 4nm) untuk mencapai konsumsi daya yang lebih rendah dan performa yang lebih tinggi. Fitur menarik lainnya yaitu Precission Boost Overclock, yang memungkinkan pengguna untuk melakukan overclock hanya dengan satu klik.
Baca Juga: AMD Resmi Hadirkan Prosesor Desktop Ryzen 9000 Series di Indonesia • Jagat Review
Bagaimana AMD Menghadirkan Inovasi AI di Prosesor Desktop?
AMD rupanya juga telah menjadi pelopor dengan meluncurkan prosesor desktop pertama yang dilengkapi unit AI (NPU) pada seri 8000G, yang dikenal dengan kode nama “Phoenix.” Ryan Sim berbagi kebanggaannya, “We were the first in the market last year with our 8000G series product…we have an NPU engine in that.”
Namun demikian, Ryan menjelaskan bahwa memang ada tantangan tersendiri dalam menghadirkan fitur-fitur AI di perangkat Desktop. Tidak seperti laptop yang dikonfigurasi secara optimal di pabrik, Desktop lebih banyak tantangan karena pengguna memiliki komponen mereka sesuai kebutuhan masing-masing.
Meskipun adopsi teknologi AI di desktop mungkin lebih lambat dibandingkan notebook, AMD yakin bahwa fitur ini akan menjadi bagian penting dari masa depan teknologi desktop.
Produk Apa yang Paling Laris di Indonesia dan Asia Tenggara?
Di Indonesia, Ryzen 5 5600 dan prosesor G-series (APU) menjadi produk yang paling laris. “Ryzen 5 5600, 5600G, 5600X…the 5600 range is one of the top selling models actually,” ungkap Ryan Sim. Produk APU, yang menggabungkan CPU dengan GPU, sangat populer di Indonesia karena menawarkan solusi yang terjangkau dan serbaguna.

Sementara Untuk GPU, Radeon RX 6600 menjadi model yang paling banyak terjual di wilayah APAC, termasuk Indonesia. “It’s our top selling model in APAC right now, in Asia, RX 6600,” kata Ryan.
Tantangan Terbesar yang Dihadapi GPU Radeon di Pasar?
Meskipun GPU Radeon dari AMD kompetitif dalam hal harga dan performa, Ryan Sim mengakui bahwa ada tantangan dalam memperbaiki persepsi pasar, terutama terkait masalah driver.
Ya, banyak pengguna yang mengeluhkan permasalahan pada driver yang menjadi mimpu buruk para pengguna. Tapi ia juga menyebutkan bahwa dalam beberapa tahun terakhir sudah jauh berkurang, “In the last two years, three years, the complaint is almost non-existent…until this recent incident,” ujar Ryan. Yang dimaksud adalah masalah yang terjadi pada update driver AMD Adrenaline yang menyebabkan beberapa game tidak bisa berjalan seperti semula dan mengalami performa drop yang sangat signifikan. Tapi hal tersebut juga sudah diperbaiki oleh AMD dengan merilis update terbaru.
Ryan menyebutkan AMD telah melakukan perbaikan signifikan dan berkomitmen untuk terus meningkatkan kualitas perangkat lunaknya. Termasuk berinvestasi lebih besar di RnD Software, serta merekrut lebih banyak tenaga ahli.
Bagaimana AMD Mengubah Strategi Pemasarannya?
Untuk mengubah persepsi pasar dan meningkatkan kesadaran tentang produk mereka, AMD fokus pada strategi pemasaran modern. Yaitu dengan beragam activity yang dilakukan melalui media sosial dan kolaborasi dengan influencer.
“The team does a lot of…social media. It’s influencer, YouTuber, you know…?” ujar Ryan Sim. AMD melihat strategi ini sebagai cara yang efektif untuk menjangkau audiens yang lebih luas, terutama di pasar besar seperti Indonesia.













