Review Sony ZV-E10 II: Kamera Kreator 4K60 Terjangkau, Banyak Peningkatan
Bodi dan Tombol

Ok mari kita lihat bodi ZV-E10 Mark II ini. Kita mulai dari sisi kiri ya.
Tentunya ada tempat untuk memasang strap. Di bawahnya ada 3 pintu yang melindungi beragam port.
Yang atas, engselnya pakai karet. Di dalamnya ada port 3.5mm audio jack untuk mikrofon, dan konektor USB Type C. Ini bisa untuk charging dan untuk konektivitas ke smartphone dan komputer. Yang tengah, ini pakai engsel beneran ya. di dalamnya ada slot untuk SD Card. Di bagian bawah, engselnya pakai karet dan di dalamnya ada port 3.5mm audio jack untuk headphone, buat monitoring audio. Kemudian ada Mini HDMI port. Jadi, konektivitasnya lengkap ya.
Beralih ke atas dari kiri ke kanan.

Di sini ada lampu indikator perekaman. Di belakangnya ada indikator sensor plane. Di kanannya kita lihat ada hot shoe untuk memasang flash dan bisa juga untuk beragam aksesoris lain seperti mikrofon khusus misalnya. Karena di dalamnya memang ada konektor khususnya ya. Geser ke kanan sedikit, ini adalah mikrofon built in yang isinya ada 3 modul. Mikrofon ini seharusnya bisa sangat bersaing dengan mic yang ada di smartphone terbaik sekalipun. Jadi, bukan mic yang “asal ada” saja.
Nah, kalau kita memasang wind screen atau yang sering disebut dead cat bawaannya, harus menggunakan dudukan hot shoe ya. Ini disayangkan, karena kita jadi tidak bisa memakai hot shoe ini. Solusinya, kita bisa saja menambahkan cage jika memang banyak menggunakan aksesoris tambahan.
Beralih ke kanan lagi, di sini adalh switch untuk mode perekaman. Ada untuk pemotretan (STILL), perekaman video (MOVIE) dan mode S&Q atau Slow and Quick. Nanti kita bahas dalam penggunaannya ya.

Kemudian di sisi kanannya, ini adalah tombol perekaman video. Ini adalah tombol Background Defocus yang bisa diganti fungsinya, ditandai sebagai C1. Di bagian belakang atas ada control dial untuk pengaturan fungsi perekaman. Di bagian paling depan, ini adalah tombol shutter kamera. Di sisi kanannya ada switch ON-OFF Di depannya ada rocker untuk Zoom pada lensa. Untuk yang satu ini, kami sedikit berharap ada fungsi pengunci atau dibuat tidak terlalu mudah tersenggol dengan tidak sengaja. Karena beberapa kali kami tidak sengaja mengubah pengaturan zoom saat sedang melakukan komposisi obyek.

Grip pada kamera ini terasa sangat menyenangkan ya. Besar dan mudah handling-nya. Ini salah satu peningkatan dibandingkan ZV-E10.

Beralih ke sisi depan, pada dasarnya hanya ada tombol release lensa saja. Sementara, sisi kanan, kosong, hanya ada dudukan strap sisi kanan saja.
Beralih ke sisi belakang kamera.

Paling atas, ada tombol MENU. Ini untuk mengakses menu, yang kali ini sudah menggunakan layout baru Sony. Menurut kami, menu ini sangat nyaman digunakan dan tata letaknya jauh lebih menyenangkan dari menu sebelumnya. Di sisi kanannya ada tempat dudukan jempol kita. Dudukan ini dibentuk sedemikian rupa supaya grip kita bisa kokoh. Kemudian di bawahnya, Saat perekaman, ini adalah tombol Function (Fn), yang tentunya membuka setting cepat kamera ini tanpa perlu masuk ke menu utama.
Saat mode view, tombol ini berfungsi untuk mengirim gambar atau video ke kamera. Turun ke bawah lagi, ini ada tombol putar atau dial untuk pengaturan parameter fungsi kamera. Dial ini sekaligus berfungsi seperti D-Pad ya. Ini khas Sony sih. tekan sisi atas untuk mengganti pengaturan Display Sisi kanan untuk akses ke ISO Sisi kiri untuk pilihan Drive atau timer Dan sisi bawah untuk exposure compensation. ini harusnya yang paling sering diakses ya.
Turun ke paling bawah, ada tombol untuk preview. Dan di kanannya ada tombol untuk penghapusan, tapi merangkap sebagai tombol untuk Product Showcase Set saat perekaman video.

Tentunya layar besar di sebelah kiri tombol-tombol tadi adalah sebuah layar sentuh yang bisa dibuka dan di arahkan ke segala penjuru. Ini adalah layar 3 inci, 1.04 Juta Dot LCD (720 x 480 pixel). Dalam keadaan terlipat, kita bisa memilih layar ini mau terbuka atau tertutup. Saat dibuka lipatannya, kita bisa mengarahkan layar ke atas dan ke bawah sesuai kebutuhan. Dan yang paling penting untuk kreator adalah kita bisa arahkan layar ini ke depan untuk monitoring dan pengendalian saat mau shooting sendirian.
Menu perekaman pada layar ini juga bisa berorientasi vertikal ya. Ga perlu tekan tombol apa-apa, cukup posisikan kamera secara vertikal saja. Ini salah satu peningkatan terhadap ZV-E10 juga. Jadi, mau ngonten vertikal untuk video pendek? Bisa banget ini.

Terakhir mari kita lihat sisi bawahnya. Di sini tentunya ada dudukan untuk tripod yang posisinya tepat di tengah poros lensa. Sementara itu di sisi kanan, ada tempat untuk baterai NP-FZ100. Terlihat ada pengunci berwarna biru di pojokan ya. Kalau dicermati, di pintu baterai ini memiliki pintu kecil lagi. Ini berguna kalau kita ingin menggunakan baterai dummy yang terhubung langsung ke sumber daya. Kalau kita mau pakai kamera ini untuk streaming ke Internet, misalnya.
Lensa Baru, Pasangan ZV-E10 mark II

Ini adalah Lensa E PZ 16-50mm 3.5-5.6 OSS II. Singkatnya, ini adalah lensa mungil, ringan, terjangkau yang pas banget untuk bodi kamera yang mungil seperti ZV-E10 mark II.
Lensa ini dirancang spesial untuk kamera Sony bersensor APS-C. Mounting-nya tentunya E-mount. 16-50mm untuk APS-C Sony berarti dia ekuivalen dengan 24-75mm untuk kamera Full Frame. Tentunya, kalau lensa ini dipasang di kamera full frame, akan jadi vignetting ya.

Bobotnya hanya 107 gram, ringan banget. Saat kamera dimatikan, panjangnya hanya sekitar 3cm (31.3mm).
Ada nama OSS, berarti dia sudah punya optical image stabilizer di dalamnya. Tentunya ini dirancang untuk bekerja sama dengan stabilizer yang ada di bodi kamera, termasuk Active Mode dari Steady Shot-nya Sony. Keunggulan barunya ada di kemampuan menjalankan Autofokus saat proses zoom. Ini berguna saat rekam video ya. Kemudian dia juga punya fitur breathing compensation kalau dipadukan dengan kamera yang mendukung.
Untuk membuat lensa ini jadi ringkas, Sony gunakan 4 elemen aspherical. Dan untuk kualitas lebih tinggi, lensa ini memiliki 1 elemen ED atau extra low dispersion glass.

Jarak minimum fokusnya adalah 25cm di 16mm dan 30cm di 50mm. Pengendalian lensa ini menggunakan motor listrik. Sebuah lever atau slider di sisi kiri berfungsi untuk pengaturan Zoom. Sementara ring besarnya bisa untuk pengaturan fokus manual. Tapi, bisa juga diprogram untuk zoom, agar lebih akurat.

Tentunya, lensa ini bisa menggunakan filter, ukurannya 40.5mm Untuk aperture blade-nya, ada 7, bentuknya circular. Cukup standar untuk lensa kelas terjangkau ya.
Bagaimana pengalaman penggunaan kami? Simak selengkapnya lewat video berikut ini:
















