Baterai Bekas Kendaraan Listrik Masih Bisa Dipakai Lagi Untuk Hal Ini
Ketika kendaraan listrik makin banyak melaju di jalanan, ada satu hal yang sering luput dari perhatian yaitu soal nasib baterai bekasnya. Padahal, baterai-baterai ini sebetulnya masih punya potensi untuk dimanfaatkan kembali, bukan sekadar jadi limbah.

Inilah yang diangkat dalam laporan terbaru dari Natural Resources Defense Council (NRDC). Menurut laporan itu, baterai EV yang sudah tak lagi optimal untuk kendaraan masih bisa dipakai sebagai penyimpanan energi.
Contohnya, untuk cadangan listrik di jaringan, di stasiun pengisian cepat, atau di sistem energi mandiri seperti rooftop solar dan microgrid. Meski kapasitasnya mungkin sudah turun sekitar 20 persen, baterai ini tetap cukup kuat untuk menyimpan energi dalam beberapa tahun ke depan.
Baca Juga: China Pamer Drone Mata-Mata Mirip Nyamuk, Sulit Dideteksi Radar • Jagat Review
Tantangan Penggunaan Baterai Bekas EV
Masalah lingkungan jadi alasan kenapa opsi ini perlu dipikirkan serius. Baterai EV mengandung mineral seperti lithium, nikel, dan kobalt, yang proses penambangannya sering menimbulkan pencemaran dan risiko kesehatan bagi warga sekitar. Penggunaan ulang baterai bekas ini sebenarnya diharapkan bisa jadi dorongan untuk memperbaiki praktik di industri tambang.
Namun, memanfaatkan baterai bekas bukan berarti langsung cabut dari mobil lalu pasang ke sistem lain. Baterai harus dicek, diperbaiki, mungkin dirakit ulang dulu sebelum siap dipakai di fungsi barunya. Dan saat ini, upaya semacam ini masih digarap oleh startup atau tim riset kampus, belum banyak yang berjalan di skala industri.
Laporan NRDC juga menekankan, selain memanfaatkan baterai bekas, memperbaiki efisiensi penggunaan material dan mengembangkan teknologi daur ulang juga sangat penting. Apalagi, hingga 95 persen mineral di dalam baterai bisa digunakan kembali untuk membuat baterai baru, baik untuk kendaraan EV maupun untuk penyimpanan energi di jaringan listrik.













