Google Cloud Hadirkan “Indonesia BerdAIa untuk Keamanan Siber”, AI Jadi Kunci Hadapi Ancaman Digital
Jakarta, 17 Juli 2025 – Google Cloud resmi meluncurkan program “Indonesia BerdAIa untuk Keamanan Siber” pada 17 Juli 2025 di Jakarta. Fokusnya yaitu untuk memperkuat pertahanan siber nasional lewat teknologi berbasis AI, edukasi, dan kolaborasi multipihak.
Program ini bukan berdiri sendiri. Ia merupakan bagian dari inisiatif BISA (Bisnis Amerika Serikat untuk Indonesia), hasil kerja sama US-ASEAN Business Council dan Kedutaan Besar AS, yang menyoroti kontribusi sektor bisnis Amerika dalam pembangunan ekonomi Indonesia, termasuk dalam hal transformasi digital dan keamanan siber.

Data Lokal, Proteksi Global
Salah satu elemen utama program ini adalah peluncuran Data Region Operasi Keamanan Google Cloud di Indonesia, yang di-host langsung dari pusat data Google Cloud di Jakarta. Ini memungkinkan lembaga pemerintah dan industri teregulasi tetap patuh terhadap kebijakan residensi data, sambil mendapatkan akses ke platform Google Security Operations yang berbasis AI dan intelijen.

Manfaatnya tidak kecil. Riset internal memperkirakan bahwa jika organisasi di Indonesia memanfaatkan teknologi ini secara optimal, potensi kerugian akibat serangan siber dapat ditekan hingga Rp29 triliun dalam lima tahun ke depan.
Menjawab Tiga Masalah Utama Dunia Siber
Menurut Fanly Tanto, Country Director Google Cloud Indonesia, pelanggaran keamanan digital seringkali berakar dari tiga masalah mendasar. Mulai dari jumlah ancaman yang terlalu banyak (threat overload), pekerjaan yang masih banyak dilakukan secara manual (toil), dan keterbatasan tenaga ahli (talent gap). Program ini dirancang untuk mengatasi semuanya.

Dengan dukungan teknologi AI, threat intelligence dari Mandiant, serta pelatihan terstruktur, organisasi dapat bertransformasi dari sistem yang reaktif menjadi sistem yang proaktif dalam menghadapi ancaman. Tidak hanya itu, Google Cloud juga menyediakan defender’s advantage playbook, yaitu panduan strategis untuk melindungi aset digital perusahaan.
Apa Saja yang Ditawarkan?
Program ini mencakup berbagai inisiatif praktis, antara lain:

- Penilaian mandiri keamanan organisasi di empat area utama.
- Rekomendasi berbasis profil risiko untuk perbaikan sistem keamanan.
- Pengembangan strategi dan roadmap keamanan siber yang disesuaikan.
- Penerapan platform Google Security Operations berbasis AI.
- Pemantauan kinerja melalui indikator seperti MTTD dan MTTR.
- Dukungan 24/7 dari tim Mandiant untuk investigasi dan respons.
- Pelatihan daring dan praktik langsung lewat Google Cloud Skills Boost dan Mandiant Academy.
Beberapa nama besar yang sudah lebih dulu bergabung antara lain Astra International, Bukalapak, Dipo Star Finance, dan Kereta Api Indonesia.
AI Jadi Tulang Punggung
Di balik semua ini adalah kekuatan AI. Platform Google Security Operations kini memanfaatkan model Gemini for Security untuk mendukung fungsi SIEM dan SOAR. Dari mengumpulkan konteks ancaman, menganalisis perintah command line, hingga merancang respons otomatis — semua bisa dilakukan lebih cepat dan efisien.
Satu fitur menonjol adalah alert triage agent, yang mampu menyaring ratusan notifikasi harian untuk mencari sinyal ancaman nyata. Lalu ada asisten investigasi yang mempermudah proses pelacakan dan penilaian insiden, serta asisten playbook yang membantu membuat alur kerja respons otomatis tanpa perlu keahlian scripting.
“Lewat SOC agentic, kami ingin menciptakan sistem multi-agen yang dapat bekerja selaras dengan profesional keamanan. Tujuannya bukan mengganti, tapi memperkuat,” ujar Fanly. “Dengan AI, seorang analis pemula pun kini bisa menjalankan tugas yang sebelumnya butuh pengalaman bertahun-tahun.”
Kesiapan SDM Jadi Prioritas
Google Cloud dan mitranya seperti Accenture, AGIT, Deloitte, Elitery, dan SQShield juga menyediakan akses bersubsidi ke pelatihan Google Cloud Skills Boost dan Mandiant Academy. Di sinilah organisasi bisa melatih tim internal, mengedukasi manajemen, serta mensimulasikan skenario serangan nyata untuk meningkatkan kesiapan tim keamanan mereka.
Program ini juga memperhatikan aspek literasi siber secara menyeluruh, dari level pengguna biasa hingga tim SOC tingkat lanjut. Lewat “Indonesia BerdAIa untuk Keamanan Siber,” Google Cloud ingin mendorong organisasi Indonesia naik kelas dalam menghadapi ancaman digital.
















