Jepang Pecahkan Rekor Kecepatan Internet Dunia, Tembus 1,02 Petabit per Detik
Lembaga riset NICT di Jepang baru saja mencatat rekor dunia baru dalam kecepatan internet. Dalam uji coba terbaru, tim peneliti berhasil mencapai kecepatan transmisi data hingga 1,02 petabit per detik.
Ini cukup cepat untuk mengunduh seluruh isi Wikipedia bahasa Inggris sebanyak 10.000 kali hanya dalam satu detik. Jika dibandingkan, kecepatan tersebut 16 juta kali lebih cepat dari rata-rata internet di India yang sekitar 63,55 Mbps, dan 3,5 juta kali lebih cepat dari rata-rata di Amerika Serikat.

Tujuan utama dari proyek ini adalah membuktikan bahwa kecepatan ekstrem seperti itu bisa dicapai tanpa mengganti infrastruktur kabel yang sudah ada. Tim NICT bekerja sama dengan Sumitomo Electric dan sejumlah peneliti dari Eropa, menggunakan kabel optik berisi 19 core, namun ukurannya tetap sama seperti kabel internet standar, hanya 0,125 mm.
Uji Coba Kecepatan Internet, Kirim Data Ribuan Kilometer
Dalam pengujian, data dikirim sejauh total 1.808 km, melalui 19 loop berukuran masing-masing 86,1 km dan diulang hingga 21 kali. Hasilnya, 180 aliran data bisa dikirim sekaligus, dan total volume data yang berhasil ditransmisikan per detik per kilometer mencapai 1,86 exabit—angka tertinggi yang pernah dicatat dalam pengujian serupa.
Baca Juga: Cuma Karena Sedikit Typo, Chatbot AI Bisa Sarankan Kita Untuk Tidak Ke Dokter
Kabel digunakan dalam eksperimen ini dirancang oleh Sumitomo Electric, sementara NICT membangun sistem transmisinya, termasuk pemancar dan penerima data berteknologi tinggi.
Dengan kecepatan seperti ini, pengguna bisa mengunduh video 8K dalam waktu nyaris instan. Yang lebih menarik lagi, teknologi ini berpotensi diterapkan tanpa harus mengganti kabel fisik yang saat ini sudah digunakan secara luas.
Walaupun belum ada jadwal pasti kapan teknologi ini akan tersedia untuk masyarakat umum, NICT yakin bahwa terobosan ini membuka peluang besar untuk menghadapi lonjakan permintaan data global. Terutama dari layanan streaming, penyimpanan awan, hingga aplikasi berbasis kecerdasan buatan.












