Kabel Laut Terputus, Microsoft Azure Alami Gangguan Koneksi
Akhir pekan kemarin jadi masa kepanikan buat Microsoft. Bagaiaman tidak, dua kabel bawah laut utama di Laut Merah terputus dan memicu gangguan konektivitas di layanan Azure.
Microsoft mengonfirmasi insiden ini pada Sabtu, 6 September, lewat pesan status resmi Azure sekitar pukul 06.00 UTC. Perusahaan menyebut pelanggan yang trafiknya melewati Timur Tengah bisa merasakan lonjakan latensi dan performa layanan yang menurun.
Hingga Minggu, 7 September, trafik masih dialihkan melalui jalur alternatif. Microsoft memperkirakan latensi lebih tinggi akan tetap terasa, terutama pada rute Asia–Eropa yang padat. Sementara itu, layanan Azure di jalur lain tetap berfungsi normal.

Kabel yang terdampak adalah SEA-ME-WE-4 dan IMEWE, dua sistem penting yang menghubungkan Asia dengan Eropa dan melintasi jalur berisiko tinggi dekat Jeddah, Arab Saudi. NetBlocks menjadi pihak pertama yang melaporkan adanya pemutusan kabel bawah laut ini, yang juga menyebabkan melambatnya internet di Pakistan, India, dan sebagian kawasan Teluk.
Baca Juga: Xiaomi Gaming Monitor G24i 2026 Resmi Tersedia di Indonesia! • Jagat Review
Dari sisi teknis, kabel tersebut menjadi jalur utama bagi trafik internet global, termasuk beban dari perusahaan besar seperti Google dan Meta. Gangguan di salah satu jalur kritis bisa membebani rute alternatif dan menghambat performa aplikasi berbasis cloud yang membutuhkan konektivitas lintas regional.
Butuh 2 Minggu Untuk Perbaikan Kabel Laut
Microsoft sudah mengalihkan trafik ke jalur lain sambil terus memantau kondisi jaringan. Namun, perbaikan kabel bukan perkara cepat. Kapal perbaikan yang jumlahnya terbatas harus bekerja di kawasan geopolitik sensitif seperti Laut Merah. Prosesnya bisa memakan waktu berminggu-minggu, bahkan tanpa kepastian jadwal yang jelas.
Situasi ini mengingatkan pada insiden sebelumnya di Februari 2024, saat beberapa kabel bawah laut lain di Laut Merah juga rusak tanpa sebab yang diketahui. Perbaikannya kala itu berlangsung lama, dan bahkan sempat ada gangguan baru di awal 2025.
Untuk saat ini, Azure tetap beroperasi, tetapi perusahaan yang mengandalkan konektivitas lintas wilayah Eropa, Asia Selatan, dan Timur Tengah harus siap menghadapi koneksi yang lebih lambat.

















