SK Hynix lagi menikmati masa keemasan di tengah booming teknologi kecerdasan buatan. Perusahaan asal Korea Selatan itu mengonfirmasi bahwa seluruh kapasitas produksinya untuk DRAM, NAND, dan HBM (High-Bandwidth Memory) sudah habis dipesan hingga akhir 2026. Jadi, setiap chip yang mereka buat kini sudah punya pembelinya, bahkan sebelum produknya keluar dari pabrik.
Pasokan HBM dan DRAM SK Hynix Diborong NVIDIA
Lonjakan permintaan terbesar datang dari NVIDIA yang jadi pelanggan utama untuk pembuatan prosesor AI seperti H100 dan B200. Perlu diketahui, kedua chip tersebut memang sangat bergantung dengan produk HBM dan SK Hynix kini jadi pemasok dominan. Dengan dominasi NVIDIA di pasar AI, hal ini juga mendorong rekor penjualan produsen chip memori asal Korea Selatan itu.
Perusahaan riset TrendForce memperkirakan SK Hynix kini menguasai lebih dari 50% pangsa pasar global. Sementara Samsung dan Micron masih berusaha mengejar kapasitas produksi SK Hynix yang sudah benar-benar terkunci hingga dua tahun ke depan. Laporan keuangan terbaru perusahaan menunjukkan betapa eratnya ekosistem perangkat keras AI.
Tingginya permintaan ini langsung tercermin di laporan keuangan perusahaan. Di kuartal ketiga 2025, perusahaan mencatat laba rekor sebesar $8 miliar, naik 62% dibanding tahun sebelumnya. Sebagian besar pertumbuhan ini didorong oleh penjualan HBM3E yang membanjiri pasar server AI dan pusat data raksasa.
Tak berhenti di situ, mereka juga tengah bersiap memproduksi HBM4 pada akhir 2025, yang diprediksi bakal menjadi tulang punggung prosesor AI generasi baru milik NVIDIA. Mereka bahkan telah menandatangani kontrak pasokan dengan OpenAI untuk proyek supercomputer Stargate, yang diperkirakan akan melipatgandakan kebutuhan memori berkecepatan tinggi di industri.
Dengan seluruh kapasitasnya kini “fully booked”, SK Hynix benar-benar berdiri di garis depan revolusi AI. Dari sekadar produsen memori, kini mereka berubah jadi pemain strategis yang menopang infrastruktur kecerdasan buatan global.