NVIDIA Optimus: Hidup Menjadi Lebih Mudah

Optimus notebook

Waduh, teknologi apa ini? Apakah NVIDIA berhasil memperoleh teknologi dari para Transformers? Haha, tentu saja itu hanya khayalan belaka. Namun, apa yang ditawarkan NVIDIA dengan teknologi Optimus ini memang bagaikan mewujudkan mimpi para pengguna notebook.

Singkat kata, dengan Optimus, pengguna notebook tidak perlu pusing saat harus memilih: notebook dengan sistem grafis kencang namun daya tahan baterainya buruk, atau notebook dengan sistem grafis terintegrasi (yang terkenal kurang mampu memainkan konten grafis berat) namun dengan daya tahan baterai baik.

Mengapa NVIDIA harus pusing-pusing menciptakan teknologi ini? Jawabannya adalah karena kebutuhan akan teknologi ini sangat tinggi. Penyebab utamanya adalah karena tingginya jumlah pengguna notebook saat ini. Berdasarkan Gartner, pertumbuhan notebook telah melampaui desktop, mulai dari tahun 2009.Tren ini hanya akan kian meningkat di masa mendatang.

NB Growth

Kebutuhan: Daya tahan baterai dan Performa

Notebook adalah komputer yang bisa dibawa-bawa dan bisa digunakan tanpa perlu mencari-cari colokan listrik. Kedua poin penting ini perlu diperhatikan. Untuk mudah dibawa, notebook harus cukup ringan. Untuk dapat bekerja dimana saja, notebook harus memiliki daya tahan baterai yang baik. Adaptor listrik adalah salah satu beban ekstra saat membawa notebook. Jadi, notebook yang baik harusnya bisa dibawa-bawa tanpa membutuhkan adaptor listrik. Ini berarti daya tahan baterainya harus sangat baik.

Performa adalah kebutuhan penting. Kegagalan netbook memuaskan penggunanya dalam tahun pertama kehadirannya adalah bukti nyata. Netbook tidak memiliki performa yang cukup untuk menjalankan berbagai aplikasi yang penting. Bahkan, menjalankan video Youtube dengan resolusi HD saja, sudah sangat susah dilakukan oleh netbook. Pada akhirnya, tren kembali beralih ke notebook yang lebih bertenaga.

optimus logo

Dilema: Kencang+Boros atau Hemat+Lemah?

Selama ini, notebook dengan sistem grafis tambahan (discrete graphics) selalu dihadapkan dengan sebuah masalah. Daya tahan baterainya umumnya buruk. Hal tersebut disebabkan karena notebook harus menyuplai daya ekstra ke sistem grafis (VGA) yang bertenaga besar. Padahal, sistem grafis ini tidak selalu bekerja pada kapasitas maksimalnya. Jadi, daya yang disuplai ke sistem grafis cenderung terbuang sia-sia.

Sementara itu, notebook dengan sistem grafis terintegrasi (seperti Intel 4500MHD atau Intel HD graphics pada Core i3, i5, dan i7) memiliki kecenderungan berdaya tahan baterai baik. Akan tetapi, sistem ini memiliki kemampuan grafis yang terkadang tidak memadai. Sebagai contoh, untuk memainkan game 3D, sistem grafis terintegrasi umumnya susah untuk menjalankannya dengan mulus. Pada saat pemutaran film HD (terutama Full HD 1080p dengan format MKV), sistem grafis terintegrasi tersebut akan cukup kewalahan. Bukan tidak mampu, akan tetapi semua sistem akan bekerja keras hingga respon sistem menjadi terganggu hanya karena menjalankan film Full HD. Ingin mencoba mengkonversi beberapa film sembari memainkan sebuah film Full HD 1080p? Sistem ini tentu bukan pilihan yang tepat untuk kebutuhan itu.

Switchable Graphics: Solusi yang tepat?

Melihat kondisi di atas, mungkin Anda berpikir, “mengapa tidak dibuat sebuah notebook yang memiliki kedua sistem grafis tersebut dan izinkan pengguna untuk memilih sistem grafis mana yang dibutuhkan?” Hal ini yang dilakukan beberapa vendor notebook. Notebook dengan Intel Core i3/i5/i7 yang memiliki sistem grafis terintegrasi dikombinasikan dengan sistem grafis discrete. Pengguna bebas memilih sistem grafis mana yang dibutuhkan.

Masalahnya, masih banyak pengguna yang tidak tahu cara melakukan switching antara kedua sistem grafis tersebut. Bagi yang mengerti caranya, masih ada masalah dengan kealpaan manusia yang kerap lupa melakukan switching. Tiba-tiba, notebook sudah kehabisan baterai di tengah presentasi, karena pengguna lupa melakukan switching ke sistem grafis terintegrasi yang lebih irit daya.

Masalah lain yang timbul adalah metode switching itu sendiri. Pada tahap awal, metode switching masih mengharuskan pengguna untuk melakukan restart pada notebook. Sementara pada metode terakhir, meski notebook tidak perlu di-restart, pengguna masih dihadapkan dengan masalah saat ada beberapa aplikasi yang “menahan” sistem grafis agar tidak melakukan switching (contoh: browser). Hal ini membuat Anda harus mematikan aplikasi tersebut dahulu, baru bisa melakukan switching.

Share

Gadget

October 19, 2025 - 0

Review Infinix GT 30: Smartphone Gaming Padahal Aslinya All-Rounder!

Ini adalah Infinix GT 30! Ya, hape ini adalah versi…
July 10, 2025 - 0

Fossil Hadirkan Dua Jam Tangan Kolaborasi Marvel Fantastic Four

Fossil mengumumkan hadrinya dua jam tangan eksklusif hasil kolaborasi Marvel…
June 18, 2025 - 0

Review “Singkat” Samsung Galaxy S25 Edge: Smartphone Pemicu Pro-Kontra! Sebaik/Seburuk Itu?

Ini hape yang memicu Pro-kontra.  Banyak orang, bahkan kami pun…
June 17, 2025 - 0

Review Amazfit Active 2 Square: Smartwatch “Kotak” yang Klasik, Canggih, dan Baterai Awet!

Kalian sedang cari smartwatch bentuk kotak yang canggih, baterai irit,…

Laptop

October 28, 2025 - 0

Review Acer Nitro V 15 (2025): Laptop RTX 5050 Ternyata Sekencang Ini!

Ini Laptop Gaming terjangkau dari Acer dengan GPU RTX 50…
October 27, 2025 - 0

Seri Mengenal Laptop Gaming – Part 3: Ini yang Bikin CPU dan GPU Laptop Gaming Lebih Kencang!

Yang namanya laptop gaming harus punya performa kencang. Apalagi kalau…
October 24, 2025 - 0

NPU Di Laptop Snapdragon: Apa Itu NPU? Apakah Laptop Snapdragon Beneran Kepake NPU-nya?

Kali ini kita akan bahas mengenai NPU atau Neural Processing…
October 22, 2025 - 0

Review Toshiba 75C350RP: Smart TV Layar Besar dengan Kualitas Memadai, Harga Merakyat!

 Toshiba 75C350RP Smart TV ini punya layar besar, 75”! Tapi,…

Gaming

November 1, 2025 - 0

Fortnite Hadirkan Fitur Companion Pada Mini Season The Simpsons

Setelah cukup lama ada di ranah rumor, akhirnya Epic Games…
November 1, 2025 - 0

Animal Crossing: New Horizons Siapkan Update Besar & Versi Switch 2

Animal Crossing: New Horizons melangkah ke Nintendo Switch 2 dengan…
October 30, 2025 - 0

Penjualan Console Xbox Menurun Drastis, Buat Microsoft Rugi $113 Juta

Console Xbox kembali alami kerugian besar, dengan menurunnya penjualan hardware…
October 30, 2025 - 0

Kehadiran Leon di RE Requiem “Tak Sengaja” Dibocorkan PS Store

Keberadaan Leon pada Resident Evil Requiem yang disimpan rapat oleh…