NostalGame: Suikoden II
Apa yang Saya Benci dari Suikoden II?
Dari semua elemen permainan yang ditawarkan, ada empat hal yang saya benci dari Suikoden II:
Item yang Harus Di-Equip
Bagi saya, konsep untuk melakukan equip terhadap item adalah sesuatu yang mengganggu. Bagaimana tidak, untuk memastikan party Anda memiliki kesempatan bertahan hidup yang lebih besar, Anda harus memastikan satu dari tiga slot equipment diisi dengan item penyembuh yang terkadang tidak diperlukan. Padahal, slot tersebut akan sangat berguna untuk item-item equipment yang dapat menambah status karakter. Tidak dapat mengambil item dari stock di bag menurut saya adalah blunder yang cukup aneh.
Tidak Semua Kota Memiliki Blacksmith
Pilihan ini lebih didasarkan kepada kekesalan yang sifatnya personal. Karena kemampuan serang karakter sangat ditentukan oleh tingkat ketajaman senjata yang dibawanya, peran Blacksmith menjadi sangat krusial dalam permainan. Namun, salah satu yang cukup mengganggu adalah kota yang baru belum tentu menawarkan Blacksmith. Ketika musuh menjadi semakin kuat dan daya serang Anda tidak meningkat secara signifikan, pertarungan mulai menjadi sesuatu yang menyebalkan. Andai saja Konami menyediakan satu saja Blacksmith di setiap kota, saya akan jauh lebih bersyukur.
Harga
Lagi-lagi membicarakan Blacksmith yang perannya sangat penting di dalam game ini. Harga untuk menempa pedang satu karakter hingga level maksimal benar-benar sangat menguras kantong. Peningkatan harga dari satu level ke level selanjutnya bisa mencapai hingga 30-40% bahkan lebih. Tidak jarang, saya harus kembali ke dungeon atau world map hanya untuk melakukan farming gold untuk mencukupi kebutuhan dana tersebut. Ini untuk satu karakter, bayangkan apa yang harus saya lakukan dengan 107 karakter lainnya?! Untung saja saya bukan orang yang perfeksionis karena akan membutuhkan waktu yang superlama untuk menyempurnakan senjata 108 karakter yang ada.
CGI yang Buruk
Salah satu kekurangan yang paling kentara untuk Suikoden II adalah kualitas CGI cut-scene yang dihadirkan di dalam game ini. Dibandingkan dengan game RPG yang lahir di masa yang sama, CGI di game ini tampil begitu buruk.

















