Review Huawei Ideos X3 U8510: Smartphone Android yang Murah dan Trendy
Benchmark
Kami menggunakan enam buah aplikasi benchmark dan sebuah benchmark untuk browser. Tujuan utamanya adalah untuk mengetahui seberapa baik hardware yang dimiliki sebuah smartphone atau tablet. Walaupun begitu, hasil benchmark belum tentu menandakan kencang atau tidaknya performa keseluruhan. Hal tersebut bergantung kepada tingkat optimalisasi produsen dari segi software terhadap hardware-nya.
Saat tablet atau smartphone teroptimalisasi dengan benar, seharusnya kinerja berbanding lurus dengan hasil benchmark tersebut. Aplikasi benchmark yang kami gunakan dapat diunduh secara gratis. Di pengujian kali ini dan seterusnya, kami akan menggunakan aplikasi benchmark yang dapat dipakai semua orang, termasuk menurunkan tipe Quadrant dari Advanced ke Standard. Untuk Benchmark suite penggantinya, kami menggunakan AnTuTu Benchmark yang juga dapat diunduh secara gratis di Android Market. Sebagai pembanding, kami menghadirkan sebuah smartphone dengan chipset BCM21553. Perlu diingat bahwa smartphone dengan chipset BCM21553 ini berada pada resolusi yang lebih rendah yaitu 320×240 dibandingkan Huawei Ideos X3 yang ada pada resolusi 320×480 sehingga kinerja pembandingnya pasti akan lebih tinggi.
FPS Benchmarks

Kami menggunakan aplikasi benchmarking NeoCore dan GEARS. NeoCore merupakan aplikasi benchmark game yang menggunakan engine game dari Qualcomm. GEARS sendiri digunakan untuk menguji kemampuan OpenGL ES 1.0 dan 2.0 dari sebuah graphics processor. Huawei Ideos X3 ternyata memiliki kinerja yang lebih tinggi dari sang pembanding.
LinPack Benchmark
LinPack merupakan benchmark untuk mengukur kinerja sebuah perangkat dalam menghitung floating point. Hasilnya dalam bentuk nilai operasi floating point per detik atau MFLOPS (Million Floating Point Per Second). Semakin tinggi nilainya, semakin baik. Kembali dapat dilihat bahwa kinerja X3 masih sedikit tertinggal dari pembandingnya.
Quadrant Standard
Aplikasi gratis yang satu ini menghitung nilai dari CPU, I/O, dan GPU dengan menggunakan engine software tersendiri. Semakin tinggi nilainya, semakin baik. Di versi standar yang dapat dipakai oleh semua orang ini, perolehan yang didapat hanyalah nilai totalnya. Karena ada unsur GPU di sana, tentu saja pembandingnya yang dengan resolusi rendah masih dapat mengungguli sedikit di depan.
Benchmark Pi
Benchmark PI bertujuan untuk mengetahui seberapa baik sebuah prosesor menghitung kalkulasi Pi. Hasilnya dalam bentuk milidetik, yang berarti semakin kecil hasilnya, akan semakin baik. Ternyata sang pembanding menghasilkan nilai CPU yang lebih baik dibandingkan Ideos X3.
PeaceKeeper
Peacekeeper merupakan sebuah benchmark gratis yang disediakan oleh Futuremark. Pengujian yang dilakukan sebagian besar adalah untuk menguji sistem dalam bernavigasi, terutama dalam akses HTML5.
AnTuTu Benchmark
AnTuTu Benchmark merupakan sebuah benchmark suite yang menguji RAM, CPU, GPU, serta Storage yang ada, termasuk SD Card bawaan. Perhitungan total nilainya cukup mudah, yaitu dengan menjumlahkan nilai perolehan dari tiap detail. Karena tidak semua smartphone Android memberikan SD Card sebagai bonus perlengkapan, kami menghadirkan dua nilai akhir yang dapat Anda jadikan patokan. Sayangnya, sampel yang kami dapatkan datang tanpa microSD, sehingga kami hanya dapat memperoleh nilai AnTuTu tanpa SD.
Kesimpulan
Smartphone Android yang beredar saat ini memang banyak pilihannya. Huawei saat ini menawarkan alternatif yang sangat menarik dengan Huawei Ideos X3-nya. Dengan kinerja yang dimilikinya, tentu saja tidak kalah bahkan ada di atas beberapa smartphone dengan spesifikasi yang sama.
Melihat dari nilai yang didapatkan dari benchmark kami, smartphone ini memang kencang di kelasnya. Terlebih karena menggunakan resolusi yang lebih tinggi dari sang pembanding, yaitu 320×480, dan layar sebesar 3,2 inci membuat smartphone ini pas untuk dipakai dalam bekerja dan bermain. Dengan perolehan seperti itu, smartphone ini lebih kencang dibandingkan beberapa tablet dan smartphone yang sama-sama memakai SoC MSM7227.
Smartphone ini cocok untuk kawula muda yang ingin bergaya. Biasanya orang yang suka menyamakan warna baju dan sepatunya juga akan berusaha menyamakan warna lainnya, tidak terkecuali dari smartphone. Selain itu, harganya juga tidak berat di kantong untuk feature yang lengkap, cocok untuk Anda yang ingin mencicipi smartphone Android.
Kelebihan:
+ Harga terjangkau
+ Tiga pilihan warna back cover yang bisa diganti sendiri dengan mudah
+ Launcher buatan sendiri yang cukup responsif
+ Sudah menggunakan OS versi Gingerbread
+ Kinerja baik
Kekurangan:
– Touch button kadang kurang responsif
– Suara melalui speaker internal kurang baik
– Suara melalui earphone kurang kencang
Data Teknis
| Prosesor | Qualcomm MSM7227 dengan CPU 600 MHz dan graphics Adreno 200 |
| Format Video | XviD, MPEG4, H.264, dan H.263 |
| Format Audio | MP3, WMA, MP4, AMR, OGG, AAC, AAC+, dan WAV |
| Format Gambar | JPG, BMP, PNG |
| Subtitles | Tidak mendukung |
| Kamera | 3.15 MP (Belakang), VGA (Depan) |
| Interface | microUSB |
| Koneksi nirkabel | Wi-Fi (802.11 b/g/n), Bluetooth 2.1 EDR |
| Dimensi dan Bobot | 110 x 56.5 x 11.2 mm / 104 gram |
| Daya Tahan Baterai | 457 Menit |
| Produsen | Huawei |
| Website | http://www.huaweidevice.com |
| Harga | Rp 1.599.000 |






















