ASUS Indonesia OC Event 2012 Non-Pro Class Highlight: Contestant Setup
The Specs
Ini adalah spesifikasi PC masing-masing peserta menurut catatan yang dikumpulkan tim Jagat Review saat pertandingan berlangsung.

Pilihan prosesor yang digunakan peserta tampaknya seragam, hampir semua memilih AMD LLANO A6-3650 sebagai “mesin” utama mereka untuk mendapat performa maksimal, dengan pengecualian 2 (dua) peserta yang menggunakan AMD LLANO A6-3500.
Dari tabel di atas, terlihat pula bahwa ASUS F1A75-V PRO menjadi pilihan favorit peserta kontes OC ini. Hampir semua peserta dari semua daerah menggunakannya. Overclockability dari ASUS F1A75-V PRO memang sudah tidak perlu dipertanyakan lagi karena kami pun sudah pernah mengujinya di sini. Namun, ada satu peserta dari Surabaya, Indra a.k.a Daniz185 , yang menggunakan motherboard berbeda, ASUS F1A55-M LE. Motherboard yang digunakannya masih bisa memberi opsi OC yang cukup, tetapi dia terhambat oleh performa prosesor A6-3500-nya yang sulit bersaing dengan A6-3650 para kontestan lain.
Solusi pendingin di lomba ini memang dibatasi seputar Heat Sink Fan (HSF) saja, tetapi tampaknya para peserta tidak banyak mengalami kesulitan dengan pembatasan ini karena heat load yang diberikan prosesor AMD LLANO relatif rendah, kecualisaat penggunaan VCore tinggi (1.6V++). Untuk memastikan bahwa suhu sistem mereka tetap dingin dalam keadaan di-OC sekalipun, kebanyakan peserta menggunakan kipas-kipas extreme yang dirating di 2-3 Ampere (@12V). Bahkan, ada peserta dari Jakarta yang menggunakan Fan dengan rating 4A! Airflow dari fan yang ber-frame besi ini betul-betul terasa bagaikan sebuah blower industrial, tentunya disertai tingkat kebisingan yang tinggi pula.
Komponen Penentu Performa: Memori!

Masih seputar konfigurasi hardware peserta, dari tabel sebelumnya kita bisa melihat jelas bahwa ada satu komponen yang paling beragam. Ya, komponen tersebut adalah MEMORI sistem.
Seperti yang pernah kami uji di sini, performa sistem yang menggunakan AMD LLANO APU terbukti cukup ditentukan oleh kecepatan memori sistem yang digunakan, khususnya di performa grafis. Dalam keadaan CPU dan GPU mengalami load secara simultan (misal di 3D Game atau 3D Benchmark), memory controller yang terdapat di APU LLANO akan mengalami bottleneck yang cukup serius, mengakibatkan performa sistem menjadi tidak optimal jika hanya berbekal kecepatan DDR3-1333Mhz. Untungnya, hal ini bisa diatasi dengan menggunakan memori dengan bandwidth tinggi, misalnya saja memori dengan kecepatan minimal DDR3-1866Mhz atau lebih. Di lomba overclocking di mana performa tinggi menjadi sasaran utama, tentunya semua peserta akan berusaha untuk menghilangkan memory bandwidth bottleneck ini dengan menggunakan memori dengan spesifikasi ekstrem tentunya!
Sebanyak sembilan dari 12 peserta menggunakan memori dengan rating DDR3-2000++, bahkan DDR3-2400 untuk mencapai performa optimal. Tiga peserta lainnya menggunakan memori ber-rating DDR3-1600. Namun menurut catatan kami, mereka juga menjalankan memorinya di kecepatan tinggi (DDR3-2000++), walau mungkin disertai dengan timing agak longgar.
Penutup

Dengan batasan hardware yang agak “longgar”, konfigurasi hardware dari para peserta yang beragam tentunya cukup menarik untuk diikuti, terutama cara mereka untuk meminimalisasi efek bottleneck dari memory bandwidth. Namun, seperti biasa, hardware yang terbaik pun tidak bisa menjamin seorang peserta menjadi juara karena setup sistem yang optimal hanyalah awal dari perjuangan mereka untuk menjadi yang terbaik dalam kompetisi ini. Sisanya, tergantung dari keahlian mereka dalam mengatur sistem mereka, serta menyusun strategi yang tepat untuk menghadapi persaingan.
Saksikan highlight kami berikutnya seputar skor benchmark yang dihasilkan para peserta, hanya di Jagat Review!














