Samsung Berusaha Jalin Kemitraan Dengan Toyota dan Nissan

Samsung Electronics tengah berusaha menjalin kemitraan dengan dua produsen mobil papan atas asal Jepang, Toyota dan Nissan. Itu dilakukan agar raksasa Korea Selatan itu dapat memperluas wilayah bisnisnya ke pasar chip khusus industri otomotif.
“Samsung Electronics memiliki rencana bisnis terperinci untuk mengembangkan chip untuk sistem jaringan di kendaraan, serta chip yang akan digunakan dalam sistem hiburan di mobil,. Kami sedang dalam pembicaraan dengan pembuat mobil utama di Jepang, termasuk Toyota dan Nissan,” kata seorang eksekutif senior di Samsung yang enggan menyebutkan namanya, dilansir harian The Korea Times.
Bila Samsung berhasil menjalin kemitraan dengan pabrikan mobil papan atas tersebut, maka ini bisa menjadi salah satu prestasi terbesar, sejak perusahaan mulai fabrikasi chip logika. Saat ini, sistem hiburan yang ada di sedan mewah masih didominasi oleh Intel.
Langkah ekspansi bisnis chip ini guna mencari klien baru setelah Apple, sebagai pelanggan terbesar Samsung, mulai memotong ketergantungan pasokan chipnya. Ini juga sebagai upaya melindungi perusahaan dari “Risiko Klien”. Sehingga, perlu adanya diversifikasi portofolio klien dalam chip memory dan aplikasi. Pihaknya pun juga dalam proses membujuk produsen mobil senegaranya, Hyundai untuk hal yang sama.
“Industri otomotif adalah target Samsung berikutnya dalam bisnis chip. Sebab, mereka mesti dipercaya oleh pemasok chip yang dapat menjamin komitmen output, harga yang lebih baik, dan pengiriman tepat waktu. Samsung memiliki posisi yang baik. Oleh karena itu, diskusi dengan orang-orang pembuat mobil Jepang sedang berlangsung,” kata pejabat tersebut.

Samsung pun diprediksi bakal berusaha keras menjual chip logika untuk sistem hiburan di mobil Toyota dan Nissan. Walau ranahnya otomotif, namun ini bukan hal yang baru bagi Samsung. Pihaknya optimis, CPU Exynos-Series yang dibangunnya tidak berbeda dengan rancangan ARM. “Kuncinya adalah bahwa manufaktur teknologi chip logika Samsung telah meningkat selama beberapa tahun terakhir. Ini adalah pasar di mana kita tidak mau kehilangan,” tambahnya.
Kendati demikian, raksasa pemasok chip tersebut masih perlu banyak waktu guna memasok chip logika untuk mesin, kontrol tubuh lainnya, dan bahkan jaringan di dalam kendaraan. Sebab, chip otomotif membutuhkan kehandalan besar dan juga, mesti mampu meningkatkan keselamatan mobil dan penumpangnya.
“Memimpin pembuat mobil menginvestasikan dana besar dalam kendaraan listrik di tengah inisiatif pemerintah untuk berbagai proyek ramah lingkungan, berarti akan ada permintaan baru untuk hemat energi dan tegangan tinggi dalam manajemen chip. Samsung sangat menyadari hal itu,” imbuhnya.
















