Pangsa Pasar BlackBerry di Indonesia Makin Suram

Tiga tahun lalu, BlackBerry sempat menjadi penguasa di pasar smartphone Indonesia dengan pangsa pasar mencapai 43 persen, menurut data periset teknologi terkemuka IDC. Namun dalam hitungan dua tahun setelahnya atau pada 2013 lalu, pangsa pasarnya di tanah air makin suram.
Seperti dikutip dari Wall Street Journal, selama 2013 lalu, BlackBerry hanya memiliki pangsa pasar sebesar 14 persen saja. Sebaliknya, menurut IDC, pasar smartphone Android justru makin laris manis di Indonesia dan memperoleh pangsa pasar menjadi 81 persen.
Ini menggambarkan, bagaimana pasar smartphone di Indonesia bergeser begitu cepat ke pesaing BlackBerry hanya dalam waktu dua tahun saja. “Dalam dua tahun terakhir itu, BlackBerry mengalami kesulitan menembus generasi pengguna ponsel yang lebih dewasa,” kata Sudev Bangah, direktur IDC untuk kawasan Indonesia.
Hal ini juga akan menjadi tamparan bagi BlackBerry yang berkantor pusat di Waterloo, Kanada. Pasalnya, BlackBerry telah kehilangan mementum di pasar-pasar negara berkembang setelah sebelumnya penjualan perangkatnya di Eropa dan Amerika Serikat terlebih dahulu memburuk. Padahal, sewaktu penjualan BlackBerry di pasar negara maju mulai melesu, pihaknya sempat menaruh harapan baru pada pasar negara berkembang, termasuk di Indonesia.
Kendati demikian, Blackberry masih belum menyerah terhadap pasar smartphone di Indonesia. Ini dibuktikan dengan menggandeng Foxconn -raksasa pemasok perangkat teknologi dunia- guna memproduksi smartphone BlackBerry terbaru dengan harga yang lebih terjangkau di Tanah Air. Terlebih, dalam waktu dekat ini Foxconn akan segera merealisasikan proyek pembangunan pabriknya di Jakarta.
Pasar BlackBerry sendiri bukan hanya di handset saja, melainkan di layanan chatting BB. Namun sayangnya, menurut survei dari OnDevice Research yang berbasis di London, WhatsApp masih lebih populer ketimbang BBM. Sebanyak 43 responden Indonesia menggunakan WhatsApp dan 37 persennya milik BBM.














