Review Smart TV TCL 55A30: Lebih Modern dengan Google TV

Penggunaan

Sebagai sebuah perangkat dengan Google TV, tentu saja setup awal TV TCL ini serupa dengan Android TV pada umumnya. Kita bisa menggunakan akun Google kita untuk login ke sistem TV ini. Tidak ada pengaturan ekstra yang disertakan TCL untuk setup awal ini. Jadi, kita hanya akan diminta untuk mengatur koneksi TV ke Internet dan melakukan pencarian channel TV. Bagi kalian yang memiliki anak kecil, bisa menambahkan ID khusus “Add Kids” dimana aplikasi-aplikasi yang tersedia nantinya memang lebih ditujukan untuk anak-anak. 

Setelah setup awal selesai, TV sudah bisa kita gunakan untuk menikmati konten.

TCL menggunakan UI Google TV, tampilannya sederhana dan mudah dipahami.  Pihak TCL mengklaim, ada beberapa keuntungan tersendiri untuk UI Google TV dibanding Android TV, seperti menu setting yang terlihat detail, tampilan Homescreen dicampur tanpa kategori dan memberikan rekomendasi film dari berbagai app dicampur jadi satu di homescreen.  Beberapa aplikasi streaming populer langsung disertakan sebagai bawaan TV ini, di antaranya Netflix, Prime Video, dan YouTube. 

Ada juga aplikasi streaming TCL Channel yang merupakan layanan streaming konten dari TCL sendiri. Beragam film bisa dijumpai di aplikasi untuk bisa dinikmati secara gratis. Kurang lengkap? Disney+ Hotstar, Vidio, HBO Go, dan berbagai aplikasi populer lain, siap di-download via Playstore. 

Dengan adanya HDMI dan AV in, kita bisa memasangkan komputer, Blu Ray player, game console, dan lain sebagainya. Untuk output audio, kita bisa pakai audio jack 3.5 mm, digital audio out, atau (pengguna Soundbar) bisa pakai fitur ARC di port HDMI3. 

Google Assistant tentunya ada. Dan dengan Hands Free Voice Control 2.0, kita bisa langsung saja katakan “Ok Google” untuk berkomunikasi dengannya. Tidak perlu menekan tombol apapun. Hands Free Voice Control 2.0 ini memanfaatkan Microphone yang terpasang di area tengah sisi bawah TV. 

Seperti yang sudah kita sebutkan tadi, ada tombol Switch di area tengah sisi bawah untuk mengaktifkan atau menon-aktifkan microphone.  Bila microphone dimatikan, akan muncul 4 buah lampu LED yang menyala. Sebaliknya, jika microphone aktif, keempat lampu LED-nya akan mati. 

Casting dari perangkat lain ke TV juga bisa dilakukan karena tersedianya fitur Chromecast Built-In. Siaran TV, baik analog maupun digital, bisa diterima oleh TV ini. TV Digital sesuai standar yang digunakan di Indonesia juga didukung. Terlihat, saat kita melakukan pencarian, kami bisa mendapatkan banyak channel TV Digital yang sudah tersedia di Indonesia.

USB di TV ini mendukung penggunaan perangkat input seperti keyboard dan mouse, serta pemutaran konten dari storage berbasis USB. Jadi, kita bisa memutar file-file video, audio, dan foto/gambar langsung dari TV ini.

Beralih ke remote, terlihat dari beberapa tombol yang tersedia, remote TCL 55A30 ini bisa dikatakan biasa, tapi fungsional.

TCL menghadirkan beberapa tombol-tombol esensial untuk mengaktifkan fitur-fiturnya serta tombol-tombol ekstra shortcut untuk mengakses beberapa aplikasi streaming ternama Tombol-tombol yang sering digunakan, ditempatkan di area yang mudah dijangkau, dekat ke area tombol navigasi utama di remote ini. Terdapat juga beberapa tombol shortcut untuk mengakses beberapa aplikasi streaming ternama.

Remote ini menggunakan koneksi Bluetooth. Jadi, saat digunakan kita juga tidak harus terus mengarahkan remote ke TV. Akan tetapi, khusus untuk tombol power-nya masih menggunakan infra red. Jadi, saat akan menyalakan atau mematikan TV ini, KITA harus mengarahkan remote-nya ke sisi depan TV.

Pengalaman Menggunakan TCL 55A30

Kami menguji TV ini dengan memutar berbagai konten yang tersedia di platform streaming Netflix dan YouTube. 

Saat memutar film Netflix yang mendukung Dolby Vision dan Dolby Atmos, kedua fitur ini langsung aktif dengan menampilkan 2 preset pilihan di menu Picture Mode, di antaranya Dolby Vision Bright dan Dolby Vision Dark.  Menariknya, saat kami memutar video, fitur Motion Clarity-nya sudah langsung aktif dari awal. Fitur ini memanfaatkan teknologi MEMC (Motion Estimation Motion Compensation). Fitur ini dapat meningkatkan framerate dari konten yang di bawah 60 fps jadi tampil seakan-akan 60 fps.

Efek dari fitur MEMC ini biasanya kembali lagi ke masing-masing penonton. Ada yang menyukai, tapi tidak sedikit juga yang menyukai fitur ini. Beralih ke konten HDR di YouTube. TV ini bisa menampilkan konten HDR dengan baik di aplikasi streaming populer ini. HDR ini juga tersedia dalam beberapa preset, seperti untuk Dolby Vision tadi. Saat memutar konten video HDR, akan muncul notifikasi “HDR10” di layar. Sedangkan untuk kualitas tampilan HDR-nya, TV ini terbilang menawarkan tampilan yang baik. 

Untuk konten selain Dolby Vision dan HDR, TCL menyediakan beberapa preset tampilan yang bisa dipilih sesuai dengan jenis konten yang ditampilkan, di antaranya: 

• Vivid
• Low Power (ini dioptimalkan untuk penggunaan harian)
• Smart HDR
• Sports
• Movie
• Game

Kami merasa puas dengan tampilan di layarnya. Volume dan saturasi warnanya terbilang baik. Warna-warna yang tampil di TV ini terbilang oke. Sementara untuk black level, terbilang relatif dalam, warna-warna gelap tidak terlihat buram. Ini bisa dikatakan memuaskan.

Namun sayangnya, kami menjumpai sedikit bayangan tipis di beberapa area. Tapi ini hanya terlihat saat layar menampilkan konten yang terang polos.  Bayangan tersebut tidak terlalu mengganggu saat kita menikmati konten video atau gaming.

Beralih ke audio, TV ini dilengkapi dua buah speaker yang berada di sisi bawah dan suaranya menghadap ke bawah. TCL menyediakan beberapa fitur ekstra audio, diantaranya Surround Virtualizer, Bass Enhancer, Dialog, DLL. Masing-masing fitur ini bisa diatur levelnya sesuai kebutuhan, mulai dari Off, Low, Medium dan High.  Fitur ekstra audio ini pun bisa digunakan untuk Fine Tuning.

Selain fitur ekstra audio tadi, TCL juga menyediakan beberapa preset audio Sound Mode, antara lain Dynamic, Standard, Movie, Music, Voice, Game dan Sports.

Secara umum, suara yang dihasilkan memang bisa kencang, tapi soal kualitas ya terbilang biasa saja, tidak ada yang spesial. Bass yang dihasilkan bukan berkarakter menggelegar. Mid dan treble terasa kurang separasi suaranya. Tapi ini wajar untuk konfigurasi speaker sederhana seperti ini. 

Kami juga mencoba menghubungkan TV ini ke laptop dan tidak mengalami kendala sama sekali. Resolusi 4K dan HDR, langsung terdeteksi dari laptop yang kami gunakan.  Namun perlu diingat, ini adalah TV. Jadi akan lebih cocok digunakan untuk menikmati konten dan dilihat dari jarak yang agak jauh. Bukan dirancang sebagai pengganti monitor. 

Untuk gaming, Kami tidak merasakan input lag tinggi saat memainkan game di TV ini, baik ketika menggunakan PC maupun ketika menggunakan console. Saat bermain game menggunakan console, TV ini memiliki fitur bernama Game Master yang hanya bisa aktif saat TV terhubung ke console.

Fitur ini menyediakan beberapa menu setting seperti FPS Counter dan mengaktifkan low input lag.    Bicara terkait penggunaan, kurang pas kalau kita tidak sedikit membahas menu setting dari TV ini.  Di sini terlihat memang tampilan menu setting yang minimalis dalam bentuk overlay di pojok kanan atas tanpa menutupi seluruh layar serta menutup aplikasi yang tengah dibuka.

Sayangnya, saat mengubah beberapa setting, seperti preset audio, tampilan dari aplikasi streaming di layar jadi tertutup, tetapi konten sih tetap berjalan normal. Ini setidaknya lebih baik ketimbang SmartTV berbasis Android lain, yang mengharuskan kita menutup aplikasi untuk melakukan pengaturan parameter video dan audio.