Senator AS Cecar Meta dan TikTok Soal Perlindungan Anak dan Privasi Data
Pekan ini ramai diperbincangkan tentang kongres yang digelar senator AS, untuk menyoroti perlindungan anak-anak di dunia online dan privasi pengguna, yang menyeret beberapa perusahaan media sosial. Dalam kongress yang digelar tersebut, para senator AS menilai bahwa perusahaan media sosial seperti Meta dan TikTok gagal melindungi anak-anak dari eksploitasi seksual.
Meta menjadi salah satu yang paling dicecar dalam kongres tersebut. Karena platform media sosial milik Mark Zuckerberg ini punya basis pengguna yang besar, Meta juga pernah punya riwayat skandal privasi data, dan banyak tuntutan hukum terkait keamanan anak.

Senator Kesal Banyak Korban Akibat Media Sosial, Mark Zuckerberg Minta Maaf
Dalam kesempatan tersebut, Mark Zuckerberg meminta maaf kepada orang tua yang anaknya menjadi dampak negatif Facebook dan Instagram. Baik karena predator yang menjadikan anak-anak dan remaja sebagai objek eksploitasi seksual, juga tak sedikit mereka yang depresi hingga bunuh diri.
Para senator AS, sepakat perlunya regulasi media sosial untuk melindungi anak-anak. Senator Tillis bahkan mengancam akan mengeluarkan regulasi ketat yang berpotensi merugikan bisnis media sosial jika mereka tidak memperbaiki keamanannya.
Baca Juga: Apple Ingin Vision Pro Pakai Teknologi Milik Brighter AI • Jagat Review
RUU seperti Stop CSAM Act dan Kids Online Safety Act (KOSA) diharapkan dapat disahkan untuk mengatur media sosial. Tapi disisi lain, kegagalan regulasi sebelumnya terkait antitrust dan privasi data menjadi bayang-bayang kemungkinan kegagalan regulasi baru. Disamping itu, dikhawatrkan juga kalau regulasi berlebihan justru menguntungkan perusahaan asing.
Meta sendiri sempat terlibat skandal kasus Cambridge Analytica, yang secara ilegal mendapatkan data pribadi jutaan pengguna Facebook (hingga 87 juta) tanpa persetujuan mereka. Atas kasus tersebut, Meta harus membayar hingga USD 722 juta. Untuk memulihkan kondisi finansialnya, Meta akhirnya mendapatkan bantuan dari perusahaan iklan asal China seperti Temu dan Shein.
CEO TikTok Ditanya Soal Partai Komunis China
Lain dengan Meta, TikTok justru dicecar terkait hubungan antara ByteDance – perusahaan induk pemilik TikTok, dengan Partai Komunis China. TikTok dikhawatirkan telah mencuri data-data pengguna untuk keperluan negara asal mereka. Senator juga menanyakan hal tersebut pada CEO TIkTok – Shou Zi Chew, namun ia dengan singkat dan tegas menjawab bahwa ia berkewarganegaraan Singapura, dan tidak ada hubungannya dengan pemerintahan China.
Kongers terkait keamanan privasi di media sosial ini masih terus berlanjut dan belum ada keputusan apapun terkait masalah-masalah yang diangkat pada sidang tersebut. Jadi sejauh ini belum ada regulasi baru yang ditetapkan untuk mengatur platform sosial media tersebut untuk bisa lebih aman bagi penggunanya.



















