MediaTek Gelar Media Gathering 2025, Bahas Soal AI dan 5G di Indonesia
MediaTek kembali berbicara langsung ke publik Indonesia lewat sesi Media Gathering 2025 yang digelar di Jakarta. Lewat forum ini, perusahaan semikonduktor asal Taiwan tersebut menjelaskan arah pengembangan teknologinya yang kini berpusat pada efisiensi, kecerdasan lokal di perangkat, dan keterhubungan lintas segmen—dari smartphone sampai otomotif.

Tak Sekedar Kejar Performa, Mediatek Sesuaikan dengan Kebutuhan Pengguna
Sesi dibuka oleh Anuj Sidharth, yang menjelaskan bagaimana portofolio MediaTek kini dirancang tidak lagi sekadar mengejar performa, tapi juga relevansi dengan kebutuhan sehari-hari. Pendekatannya adaptif terhadap konteks pasar, termasuk Indonesia, yang punya karakteristik penggunaan dan ekspektasi tersendiri.
Dr. Yenchi Lee kemudian memaparkan bagaimana MediaTek melihat satu dekade terakhir sebagai fase penting yang mendorong adopsi teknologi secara masif. Lebih dari 20 miliar perangkat telah didukung oleh MediaTek, namun fokus kini bergeser: teknologi tidak hanya harus bisa diakses, tetapi juga harus cerdas dan hemat daya langsung dari perangkat itu sendiri.

Dimensity 9400+ menjadi contoh konkret arah tersebut. SoC ini membawa kemampuan Agentic-AI Assistants yang memungkinkan proses AI berjalan langsung di perangkat.
Tidak perlu koneksi cloud, tidak ada jeda, dan tetap efisien. Pendekatan ini juga berimbas besar pada sektor gaming. Lewat teknologi HyperEngine dan Frame Rate Converter, penggunaan daya saat bermain game RPG open world bisa ditekan hingga 39,8%, dan 48,2% untuk game ACG berbasis turn-based.
Baca Juga: Broadcom Rilis Tomahawk Ultra: Chip AI Jaringan, Siap Saingi NVIDIA NVLink
Jangkau IoT, Automotif, Hingga Teknologi Satelit
Pengembangan teknologi MediaTek juga menyasar ekosistem yang lebih luas. Genio 720 ditujukan untuk perangkat IoT, sementara Dimensity Auto Cockpit disiapkan untuk kendaraan pintar. Keduanya menjadi bagian dari empat fokus utama MediaTek sejak 2024, performa komputasi tinggi, AI yang lebih terintegrasi, konektivitas nirkabel canggih, dan kerja sama global lintas ekosistem.
Pembahasan teknis juga masuk ke ranah 5G. ChinLin Low menjelaskan bagaimana modem MediaTek M90 kini membawa peningkatan kecepatan unduh dan unggah, ditambah dukungan konektivitas satelit NTN yang memungkinkan koneksi tetap stabil di luar jangkauan jaringan konvensional.
Sementara itu, MediaTek T930 membawa integrasi AI langsung dalam modem 5G R18 dan prosesor jaringan khusus, membuka jalan bagi pengembangan perangkat 5G GenAI yang lebih efisien dan fleksibel.
Seluruh pengembangan ini memperlihatkan bagaimana MediaTek memosisikan dirinya bukan sekadar sebagai penyedia teknologi, tetapi sebagai jembatan antara inovasi dan pengalaman nyata pengguna. Indonesia termasuk salah satu pasar yang jadi perhatian, dan MediaTek ingin setiap teknologi barunya punya dampak langsung di sini.



















