Xiaomi Kewalahan Penuhi Pesanan YU7, CEO Sarankan Beli Mobil Listrik Lain
Xiaomi sukses dalam peluncuran mobil listrik keduanya, YU7. Menurut laporan, perusahaan tersebut mencatatkan sekitar 240 ribu pesanan terkunci hanya dalam 18 jam setelah peluncurannya. Meski seharusnya jadi kabar baik, perusahaan justru kewalahan menghadapi tingginya antusiasme dari konsumennya.

Pesanan Xiaomi YU7 Membeludak
Jumlah pesanan yang melampaui ekspektasi ini membuat perusahaan tidak mampu memproduksi dan mengirim mobil tepat waktu. Kini para pembeli harus bersabar menunggu sekitar 57 minggu sampai unit pesanannya benar-benar bisa diterima. Atas hal ini, salah satu situs otomotif China sampai memasukan seri mobil tersebut kedalam daftar 20 besar mobil yang paling banyak dikeluhkan pengguna karena lamanya masa tunggu.
Menanggapi situasi yang makin sulit, CEO Xiaomi, Lei Jun mengambil langkah yang tidak biasa. Melalui postingannya di Weibo, ia menyarankan calon pembeli yang tidak ingin menunggu lama untuk mempertimbangkan mobil listrik lain seperti Xpeng G7, Li Auto i8, bahkan rivalnya Tesla Model Y. Lei Jun bahkan juga menyebut kalau Tesla Model Y sebagai mobil yang bagus dan sedang mengumumkan sejumlah promosi.

Meski begitu, Lei Jun juga menegaskan kalau perusahaan tengah berusaha untuk meningkatkan kapasitas produksi mobil listrik tersebut. Perusahaan tersebut dikabarkan tengah siapkan fasilitas F2 di Beijing untuk menambah lini produksi, tapi belum ada kabar tambahan apakah pabrik ini sudah mulai beroperasi secara penuh. Ketidakseimbangan antara tingginya supply dan permintaan inilah yang membuat antrean semakin panjang.
Baca Juga: Fitur Blood Oxygen Apple Watch Hadir Kembali di AS, Desain Ulang Hindari Masalah Paten
Popularitas YU7 sendiri bukanlah tanpa alasan, mobil listrik besutan Xiaomi ini memang dipandang sebagai penantang Tesla Model Y. Pada akhirnya, kesuksesan perusahaan dalam peluncuran mobil listrik keduanya ini bisa dilihat sebagai pedang bermata dua. Di satu sisi, perusahaan berhasil membuktikan diri sebagai pemain baru yang mampu membuat gebrakan di pasar EV. Namun disisi lain, mereka juga harus bisa menjaga kepercayaan konsumen ketika euforia mobil listrik ini mulai mereda atau kesabaran mulai menipis.















